DALAM beberapa hari terakhir, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menjadi bahan perbincangan banyak pihak. Tak dipungkiri, yang menjadi magnet dari serangkaian bahasan terkait perusahaan plat merah ini tidak lepas dari berkunjungnya Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok ke Menteri BUMN di kantornya, beberapa waktu lalu.
Perbincangan dan perdebatan terkait BUMN ini kian santer, setelah Ahok digadang-gadang akan menjadi salah satu pimpinan perusahaan milik negara tersebut. Pro kontra tentang mantan Gubernur DKI Jakarta ini seolah tak ada habisnya. Sampai, pihak-pihak yang pernah menggulingkannya dari kursi gubernur pun kembali ikut angkat bicara. Isunya masih itu-itu saja, bahwa Ahok mempunyai tabiat dan perangai buruk plus mantan napi.
Tapi, terkepas dari polemik Ahok, perusahaan plat merah memang tak dipungkiri menyimpan segudang masalah dan kendala yang cukup signifikan dan meresahkan publik. Sebut saja tentang banyaknya utang yang harus ditanggung BUMN karena pengelolaan yang salah dan permasalahan teknis.
Salah satu permasalahan teknis yang paling menghebohkan terjadi di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Betapa tidak, sekitar awal bulan Agustus lalu terjadi mati lampu massal dan hilangnya sinyal komunikasi, hingga beberapa jam lamanya. Terang saja, akibatnya sangat merugikan masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi yang tergantung pada aliran listrik dan sinyal komunikasi.
Itu baru salah satu contoh kasus yang pasti diketahui seluruh masyarakat tanah air. Masih ada lagi beberapa kasus yang mungkin tidak terekspose besar-besaran di media. Seperti halnya pernah terjadi tumpahnya minyak di perairan Karawang, Jawa Barat dan tabungan error massal.
Segala permasalahan tersebut di atas tentunya menjadi tanggung jawab sepenuhnya Erick Tohir selaku Menteri BUMN. Kendati begitu, mantan Boss Inter Milan ini bukanlah manusia super yang bisa menyelesaikan masalah seorang diri. Pastinya, dia butuh tangan-tangan kanan atau kepercayaan yang mempunyai kredibilitas, acceptabilitas, jiwa leadhershif, tegas dan yang paling penting punya niat yang lurus guna membereskan segala permasalahan yang ada di perusahaan pelat merah di maksud.
Atas dasar ini pula, nama Ahok pun mulai di lirik Erick. Selain kepemimpinannya sudah terbukti waktu menjabat Gubernur DKI Jakarta, tegas, keras dan tak kenal kompromi terhadap cara kerja yang kurang baik. Menurut kabar, Ahok juga merupakan rekomendasi dari Presiden Jokowi langsung.
Untuk Ahok, sejujurnya penulis pun sepakat jika dijadikan pimpinan di BUMN. Paling, satu yang harus dibenahi oleh Ahok, yaitu cara berkomunikasinya harus sedikit di rubah. Jangan terlalu tempramental, yang ujung-ujungnya terjadi kegaduhan.
Selain Ahok, masih ada dua sosok lain yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat tanah air. Yaitu, mantan pimpinan KPK, Chandra Hamzah dan mantan pasangan Prabowo Subianto pada kontestasi Pilpres 2019 lalu, Sandiaga Uno.
Kedua sosok ini juga digadang-gadang akan menjadi pimpinan BUMN untuk membantu Erick Tohir dalam membenahi segala permasalahan dan kendala yang ada di perusahaan plat merah dimaksud.
Belum jelas, posisi mana yang akan ditempati dua tokoh ini. Beda dengan Ahok, yang kabarnya semakin ramai akan menduduki pimpinan penting di Pertamina.