Lihat ke Halaman Asli

Andi Arief Sebut Partai Gelora sebagai Partai Gelanggang Orang Rapuh

Diperbarui: 15 November 2019   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Detiknews.com

WAKIL Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Andi Arief kembali membuat kuping orang lain merah lewat pernyataan-pernyataannya yang menohok. Kali ini yang dia sindir adalah partai anyar besutan Anis Matta dan Fahri Hamzah, yaitu Partai Gelora.

Seperti dilansir dari TEMPO.co, Andi menyebut bahwa partai Gelora sebagai Partai Gelanggang Orang Rapuh. Sebab, partai baru itu akan merekrut anggota dari partai lain, salah satunya politikus asal Demokrat, Deddy Mizwar.

Andi mengatakan, dirinya tidak bermaksud memerangi Partai Gelora secara personal, melainkan menantang cara berfikir merekrut dan membajak kader.

"Mana mungkin ada arah baru dengan orang lama yang tanpa loyalitas seperti Deddy Mizwar," ujar Andi.

Belum jelas, bagaimana sikap partai Gelora dengan pernyataan Andi ini. Bukan maksud mendahului, penulis yakin bahwa pernyataan pria yang pernah terjerat kasus narkoba ini akan dibantah keras oleh Wakil Ketua Umum partai Gelora, Fahri Hamzah. Bahkan, bukan tidak mungkin, akan menyerang balik. Kita tunggu saja!.

Namun yang pasti pernyataan Andi Arief memang kerap kali membikin panas kuping yang diserangnya dan cenderung membuat gaduh. Sebelum membuat membuat pernyataan tentang partai Gelora. Belum lama ini, Andi juga membuat pernyataan tentang tidak dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM). 

Menurut pria kelahiran Bandar Lampung ini, AHY gagal jadi menteri karena masih dendamnya Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri terhadap Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan ayahnya AHY.

Itu pernyataan Andi yang terbaru sebelum menyindir partai Gelora. Jauh sebelumnya, ada beberapa pernyataan Andi juga yang sempat membuat gaduh tanah air. Baik secara langsung maupun lewat cuitan-cuitan di akun twitter pribadinya.

Seingat penulis ada beberapa pernyataan Andi yang paling kontroversi dan menghebohkan. Sebut saja Andi pernah menyebut Prabowo sebagai Jendral kardus karena memilih Sandiaga Uno sebagai pasangannya pada Pilpres 2019 lalu. Tak hanya itu, Andi juga menuding Sandiaga Uno telah memberi mahar masing-masing Rp. 500 milyar pada PKS dan Gerindra untuk memilihnya sebagai pemdamping Prabowo Subianto.

Selanjutnya ada lagi cuitan Andi tentang adanya tujuh kontainer berisi surat suara yang telah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Terakhir, yang penulis ingat adalah permintaannya pada Presiden Jokowi untuk mendonorkan matanya pada Novel Baswedan. Pernyataan ini, sebagai bentuk kritik Andi tentang lambatnya penanganan kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

Itulah diantara sekian banyak pernyataan-pernyataan kontroversi Andi Arief yang masih penulis ingat. Entah apa lagi kedepannya yang bakal dia ungkapkan. Karena, melihat dari kebiasaannya tersebut, Andi memang seolah tidak ada bosan-bosannya membuat gaduh tanah air maupun jagat perpolitikan bangsa ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline