PENGUMUMAN dan pelantikan Kabinet Kerja Indonesia Maju (KIM) sebagai penanda dimulainya kerja dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jilid II, telah rampung, tepat sepekan lalu, Rabu, (23/10/2019).
Dalam pelantikan tersebut muncul 38 nama, dengan rincian 34 menteri dan empat jabatan setingkat menteri. Yakni:
1. Jaksa Agung yang ditempati oleh ST Burhanudin
2. Sekretaris Kabinet (Seskab) dipercayakan pada Pramono Anung
3. Kepala Staf Kepresidenan lagi-lagi ditempati Moeldoko
4. Kepala BKPM diamanatkan pada Bahkil Lahadalia.
Menurut Jokowi, nama-nama menteri dan empat jabatan setingkat menteri, adalah orang-orang terbaik yang diharapkan bisa membantu melancarkan visi dan misi Presiden Jokowi beserta wakilnya, Ma'ruf Amin.
Tetap saja pro kontra, dan rasa kekecewaan dari pihak-pihak yang merasa berkepentingan terhadap pembentukan KIM ini tak bisa dihindari. Salah satu yang masih hangat diperbincangkan sampai saat ini yaitu tidak masuknya nama Agus Harimurti Yodhoyono (AHY) dalam kabinet Jokowi jilid II.
Padahal, sebelumnya digadang-gadang putera SBY ini bakal direkrut Jokowi untuk mengisi pos Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) karena usianya yang masih muda dan dianggap cekatan.
Tapi sayang, harapan tinggal harapan, AHY harus mengubur impiannya. Kegagalan AHY masuk lingkaran pemerintahan bukan kali pertama. Sebelumnya dia juga gagal dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta.
Banyak spekulasi yang muncul tentang kegagalan AHY bergabung dengan KIM. Salah satunya datang dari pengamat politik, yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Poltracking, Hanta Yuda.
Dalam satu wawancara TV swasta nasional, Hanta menyebutkan gagal masuknya AHY dalam kabinet Jokowi tidak direstui oleh sebagian besar partai politik pendukung pemerintah. Alasananya politis. AHY dianggap bakal menjadi pesaing kuat dalam Pilpres 2024 mendatang bila diberikan "panggung" (Jabatan menteri) oleh Jokowi.
Bahkan, Hanta tak segan mengatakan, jika Jokowi merekrut AHY sama halnya dengan memelihara anak macan, yang lima tahun kedepan akan tumbuh menjadi besar. Lalu, siap untuk menerkam dan menerjang lawan-lawannya.
Maksudnya, AHY akan jauh lebih potensial menjadi pesaing kuat pada Pilpres mendatang karena batapapun jika diangkat menjadi menteri akan banyak kesempatan bagi AHY mempromosikan diri guna mendongkrak elektabilitasnya.
Lain Hanta, lain juga alasan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andie Arief. Pria asal Bandar Lampung ini mempunyai asumsi sendiri terkait gagalnya AHY masuk kabinet Jokowi. Menurutnya, Megawati masih dendam pada SBY yang berimbas pada AHY.