Lihat ke Halaman Asli

Jejak Rindu

Diperbarui: 16 September 2019   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pada rentang masa, kutitipkan pesan indah tentang rindu. Ya, rindu pada engkau, dihimpit waktu yang tak pernah memihakku. Dalam jejak-jejak langkah kita dulu, dirimu terus bergelayut dalam pikiran. Memeluk erat pada benak yang terus terjebak wujud dirimu.

Senja sudah menampakan wujudnya, jingga di cakrawala tampak ramah. Menyapa semesta alam. Tapi, kapankah engkau mengikuti jejak senja, atau mungkin ingatanmu telah lupa didekap jemu. Ah, entahlah..aku di sini masih enggan beranjak pada jejak kenangan kita dulu.

Perlahan, senja kembali ke  haribaan, dipeluk sang dewi malam. Kerlip bintang ditemani sinar rembulan yang masih tersipu malu. Namun, jejak kenangan bersamamu masih enggan pergi dari kedua sisi otakku. Mungkinkah, jejak kenangan ini menjadi abadi?...hingga rindu terus usik gelisah diri.

Rindu, satu-satunya rasa yang setia menemani hati untuk selalu dekat dengan dirimu. Rindu, satu-satunya rasa yang terus mengajaku telusuri jejak kenangan indah bersamamu. Dan, engkau satu-satunya wujud yang selalu merangkul jejak kenangan menjadi rindu...

Sumedang, 15 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline