Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Rinduku Malu-malu

Diperbarui: 6 September 2019   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalender Bali

Kutengadahkan kepala ke atas sana, rembulan masih tampak tersipu malu. Sinar purnamanya enggan tunjukan diri, sembunyikan sepertiga tubuhnya di balik awan hitam. Kenapa?....katanya malu, tak mampu sampaikan pesan rindu yang menggebu di hatiku.

Kusasar jalan setapak yang keloknya menahan laju kencang langkah kaki. Netraku  tak mampu berkedip, terhalang kabut hitam selimuti rindu, terus bercengkarama dengan gelisah diri. Sementara dedaunan tampak diam dan tertunduk malu. Kenapa?...Jawabnya, sang bayu belum mampu bisikan, aku di sini sedang menunggu hadirmu.

Ah..akhirnya aku terdiam berselimut pekat malam, yang dekapannya mencengkram sekujur tubuh, membeku oleh dinginnya angin menghujani tubuh. Kenapa?...balasnya, malu karena celotehnya belum bisa membuat rinduku bersua kata temu. Menunggu waktu tepat atau emang sudah jemu.

Kenapa engkau masih belum bisa menemuiku, ataukah emang rinduku ini malu-malu?

Sumedang, 06 September 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline