Hujan masih mengguyur deras sore ini, dan Sisil hanya bisa berdiri diam seribu bahasa dihalte tempat dirinya menunggu angkutan kota yang akan mengantarnya pulang dari sekolah. Sekian lama menunggu, setiap angkutan selalu saja penuh, bahkan tak jarang masih saja ada yang berdiri dipintu, sementara haltenya semakin banyak orang yang berdatangan melindungi diri dari terpaan hujan.
Sisil menatap sinis pada beberapa orang yang berlarian dari sepeda motor kehaltenya. Kenapasih mampu beli motor tapi tak mampu beli jas hujan? Bikin halte makin penuh saja. Rutuknya dalam hati.
"Hai..!" sapa seseorang disampingnya yang juga berbasah kuyup.
Sisil menoleh kearah suara tersebut. Sesosok cowok tinggi semampai sudah ada disisinya.
"Mungkin hujan masih lama ya akan berhenti?" kata cowok disampingnya sambil menatap hujan. Sisil mulai berpikir, dari pada diam seperti patung, kayaknya enak juga bila ada teman yang bisa diajak ngobrol sambil menunggu hujan reda.
"Iya nih... dasarnya juga musim hujan" katanya menyambung arah pembicaraan lelaki disampingnya
"Oya... nama saya Kevin" kata cowok itu menjulurkan tangannya dari dekapannya diantara jaket yang menyelimuti tubuhnya
"Sisil" jawab Sisil menyambut tangan Kevin
"Nunggu angkutan?" tanya Kevin membuka percakapan.
"Iya nih... angkutannya penuh terus"
Kevin... hem, ternyata ada makhluk kiut yang menemaninya diantara dera hujan yang mengguyur kotanya, rambutnya yang lurus serta menutupi telinganya yang basah acak-acakan semakin menambah ketampanannya, tulang rahangnya yang menonjol memperlihatkan kegagahan.