Lihat ke Halaman Asli

Lelaki Memanah Rembulan

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411014937384626554

[caption id="attachment_324369" align="aligncenter" width="300" caption="gb : pitoyo.com"][/caption]

Aku ceritakan padamu tentang lelaki yang memanah rembulan. Dia menarik busur hatinya, lalu melepaskan panah kalimatnya. Bukan rayuan tapi ungkapan. Ungkapan tentang hati yang lebih dari sekedar kata yang bisa terlepaskan. Tanpa keraguan.

Lelaki dengan cinta menanti rembulan. Menyelipkan tanya tentang cinta pada rembulan. Mungkin bukan pertanyaan, karena cinta bukan untuk dipertanyakan. Sebab tentang cinta adalah jawaban dari pertanyaan itu sendiri.

Adakalanya sang rembulan tetap diam. Adakalanya menangis dan adakalanya tersenyum. Tetapi rembulan selalu berputar menemani bumi, tempat dimana lelaki itu berpijak. Berpijak sembari lirih berbisik, aku selalu mencintaimu rembulan.

Tahukah kau?
Aku lelaki itu, dan kau rembulan

***

Salam
Elang

1411015221482505334

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline