Lihat ke Halaman Asli

Elang Bakhrudin

Lecturer and Observer of Community Problems

Fokuslah Pada Apa Yang Kita Bisa, Bukan Pada Apa Yang Kita Mau

Diperbarui: 31 Desember 2022   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sebenarnya Tuhan tidak menyuruh manusia untuk lelah-lelah menjalani kehidupan ini namun sayang banyak manusia yang suka berada pada wilayah psikologis ini; lelah, cape, gak sanggup, malas, bete, ngambek, cemburu, dendam dan yang lainya yang memiliki konotasi sama negatifya. Ini sebenarnya penyakit psikologis yang gampang menular kepada siappun. Anda bisa bayangkan ketika dalam pekerjaan bertemu dengan orang-orang yang hobinya mengeluh dan ucapannya  selalu negatif maka mau tidak mau anda menjadi bagian yang harus memikirkannya dan berarti mendapat tugas tambahan untuk ikut memikirkan kesulitannya. Jika perhari anda menyediakan waktu 20 menit untuk menyikapi persoalan semacam ini maka sebenarnya  anda telah kehilangan  20 menit waktu untuk  bertindak yang lebih realistis dan berguna.

Pengeluh sebenanrnya telah menunjukkan bahwa dirinya tidak mampu dan ingin agar orang lain membantu menyelesaikan masalahnya yang sebenarnya menjadi kewajibannya.

Kalau sekali-sekali mengeluh adalah wajar dan manusiawi namun jika ini berulangkali maka menjadi tidak wajar dan beban bagi dirinya dan orang lain disekitarnya.

Alquranpun menggambarkan bahwa pada umumnya manusia itu berkeluh kesah dan kikir (haluu'a). Kapan?. Ketika yang datang kesulitan maka ia merespon dengan keluhan (jazu'a) namun ketika yang datang kebaikan maka yang muncul sifat kikirnya (manuu'a).

Namun ada orang tidak terkena gangungan psikologis ini atau tidak pantas berlaku keluh kesah dan kikir semacam ini yaitu pertama, orang yang shalat dan berusaha istiqomah dalam shalatnya, kedua orang yans suka infaq kepada yang minta dan yang tidak minta-minta, ketiga yang yaqin dengan hari pembalasan, keempat orang yang takut pada siksa Tuhan,  kelima orang yang memelihara kehormatan diri dan keluarganya,  keenam orang yang memelihara amanat-amanatnya  dan janjinya, ketujuh orang yang mau bersaksi dengan jujur, kedelapan orang yang memelihara shalatnya.

Bagi yang mampu menjalankan kedelapan hal ini maka ia tidak pantas bahkan tidak mau terbebani dirinya secara psikologis dengan keluh kesah dan kikir. Mereka inilah calon penghuni Surga dan kekal di dalamnya (70:11-35)

Maka yang penting apa yang bisa kita perbuat untuk kebaikan kita didunia dan akhirat dari pada apa yang kita mau.

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. (9:105)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline