Di tengah antara rasa rindu berkumpul dan rasa kekhawatiran terjadi masalah dalam pelaksanaan reuni akbar 212 terjawab sudah hari ini (2/12/2022). Ribuan jamaah berkumpul di masjid Jami' at-Tin dengan antusias untuk menyambut acara akbar ini, dimulai dari acara tahujud dan zikir, nyambung subuh shalawat, ngaji dan tausiah yang dinanti oleh HRS. Saat sang habib bertausiah jamaah mendengarkan dengan khusyu dan sekali-sekali berteriak takbir, "Allahu akbar". Diakui memang retorika habib kalau sudah dipanggung sangat mengena di hati jamaah, lugas tegas dan tidak terbantahkan akal sehat.
Di antara dari sekian pesan-pesan beliau adalah soal hati-hati dalam menanggapi berita hoaks, "berita hoaks jangan dilawan dengan hoaks tapi lawan dengan berita yang haq, yang dusta lawan dengan fakta". Umat Islam haram menebar hoaks meski tujuannya melawan hoaks. Revolusi akhlak tetap berjalan untuk menunjukkan agar umat islam itu tertib dan suka perdamaian. Beliau masih dalam PB (pembebasan bersyatar) atas kausus yang dikenakannya sehingga dimohon semua jamaah alumni 212 agar membantunya untuk tidak terjadi pelanggaran yang bisa berakibat dicabutnya kembali status pembebasan bersyarat.
Dalam kancah perpolitikan nasional keberadaan 212 tetap menjadi sorotan dan diwaspadai banyak pihak sampai dikhawatirkan akan mengusung politik Identitas. Namun dalam tausiah inti reuni 212 tidak tampak adanya proses dukung mendukung dalam menyikapi munculnya calon-calon presiden mendatang. Acara reuni akbar kali ini fokus pada ajang silaturaihm atau temu kangen baik sesama ulama dan habaib atau sesama alumni 212.
Sebagai bangsa yang besar dan heterogen tentunya diharapkan agar segala keperbedaan yang ada baik yang menyangkut ras, suku dan agama, atau beda pandangan dalam tubuh umat islam agar disikapi secara dewasa dan bijaksana, tidak boleh lagi tebar fitnah untuk kepentingan sesaat atau untuk kepentingan rupiah sehingga tega menjual agama, menjual isu tak jelas demi untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Sudah lelah tentunya bangsa ini menyaksikan bentuk-bentuk ketidakadilan dan korban-korban berita hoaks, sudah saatnya perkuat supremasi hukum. Dahulukan keberadaban agar tidak adal lagi kebiadaban.
Reuni 212 tidak saja menjadi "momen" tak terlupakan bagai bangsa ini terutama umat Islam namun ia telah menjadi "monumen" yang akan selalu mengispirasi umat Islam agar mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam satu warna ideologi yang sama yaitu pancasila dan UUD 45.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H