Decak rel kereta mengantar membelah sunyi
Sunyi dalam keramaian, ramai dalam gemuruh angan
Dingin malam melumuri,
menyelimuti fikiran-fikiran mesum ini
Fikiran yang terus terbang mengantar hadir di kota mu
Bersama decak kereta ku lepas agama, dogma dan norma
Dalam kekosongan,
Tanpa agama, dogma dan norma aku ingin menjadi diriku
Entah jadi makhluk bernama apa ?
Mungkin iblis setan dan sanak saudaranya
Atau juga masih manusia
Kabut tipis memeluk diriku yang kosong
Sesungging senyum manis menyambut di ujung peron
Lambaian dan pelukan mu menerbangkan aku ke awang-awang
Terbang bersama terbitmya bintang fajar
Seolah mimpi, ini kenyataan
Ku bawa engkau terbang menyusuri bukit manoreh
Ku labuhkan di sejuk kaki merapi
Bersama rimbun hijau hutan
Bersama gemericik air terjun sisa kemarau
Bersama nyanyian daun-daun dan gemeretak bebatuan
Bersama candaan monyet berebut makan
Kuleburkan diriku dalam dirimu
Dirimu dalam diriku
Ya.. Di kaliurang semua menjadi terang
Di balik derit ranjang,
Dalam bilik mesum kunikmati molek tubuhmu
Ya.. tiga hari tiga malam
Kulumat habis bibir tipismu mu,
Seperti lahar merapi melahap setiap yang dilewati
Kunikmati jenjang lehermu
Bersama eranganmu
ku kunikmati indah payudaramu
bersama desahanmu kutelusuri hutan rimbun itu
dalam hutan kecil itu aku dan kamu tersesat dalam gelora kenikmatan
dinginnya malam kaliurang tidak pernah terasa
selimut merah jambu itu menjadi saksi bisu
kebuasan kita tengelam dalam nafsu
di kaliurang 26-30 September 2008
Tiada malam yang terlewat sia-sia
kita hangatkan dengan ciuman dan pelukan
Dalam keterlanjangan tanpa busana kita menyatu
peluh cinta kita berdua membasahi
menghangatkan setiap malam-malam itu
Tangisan karena percikan merah kirmiz dalam selimut itu akan selalu kukenang
Terima kasih telah mengajari aku menjadi lelaki sebenarnya....
Lambaian dan isak tangismu bersama Umi dari ujung peron di senja itu,
melepasku pulang ke Jakarta, juga akan terus kukenang...
sekali lagi terima kasih atas kehangatan cinta mu..
31 September 2008
dalam Kereta Kutoarjo-Tanah Abang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H