Lihat ke Halaman Asli

Ela Nabila

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Menjadi Konsumen Media yang Cerdas

Diperbarui: 4 Desember 2024   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/6YCGUpRrv

Era digital telah membawa kita ke dalam lautan informasi yang begitu luas dan mudah diakses. Media massa online, media sosial, dan berbagai platform digital lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, di balik kemudahan akses ini, terdapat tantangan yang tidak kalah besar, yaitu maraknya hoaks, disinformasi, dan manipulasi informasi. Dalam kondisi seperti ini, menjadi konsumen media yang cerdas menjadi semakin penting. Konsumen media yang cerdas adalah mereka yang mampu menyaring informasi, membedakan fakta dan opini, serta tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong.

Mengapa menjadi konsumen media yang cerdas itu penting?

Untuk mencegah penyebaran hoaks, dengan menjadi konsumen media yang cerdas, kita dapat mencegah penyebaran berita bohong yang dapat memicu perpecahan dan konflik. Kemudian dengan membuat keputusan yang lebih baik, informasi yang akurat dan relevan akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun publik. Selanjutnya ialah menjaga demokrasi, informasi yang bebas dan akurat adalah pilar demokrasi. Dengan menjadi konsumen media yang cerdas, kita turut menjaga kesehatan demokrasi.

Cara menjadi konsumen media yang cerdas?

Menjadi konsumen media yang cerdas adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan demikian, kita dapat menciptakan ruang publik yang sehat, bebas dari hoaks, dan dipenuhi oleh informasi yang akurat. 

Sebelum memberikan suatu informasi, kita perlu melakukan verifikasi mendalam dengan mencari sumber-sumber yang kredibel dan memiliki reputasi baik. Hindari berita-berita yang sengaja dirancang untuk memancing emosi, karena seringkali mengandung unsur ketidakbenaran. Dengan terus belajar dan meningkatkan literasi digital, kita dapat mengenali ciri-ciri berita palsu dan manipulasi informasi. Selain itu, penting untuk selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya begitu saja dengan segala informasi yang kita temui. Dengan demikian, kita dapat berperan aktif dalam menjaga kualitas informasi yang beredar di masyarakat. 

"Misalnya, ketika menemukan berita tentang bencana alam, kita bisa mencari informasi dari sumber-sumber resmi seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan kebenarannya. Dengan demikian, kita tidak hanya menghindari penyebaran berita bohong, tetapi juga membantu mencegah kepanikan massal."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline