Secangkir Kapucino yang sudah aku teguk pantang aku muntahkan
Sedemikian haus aku akan manisnya jalan takdir yang membuat dramatisnya pertemuan
Sedimikian dahaga pula aku akan sejuknya jalan menuju perpisahan
Secangkir Kapucino yang aku minum di setiap pagi dan petang, siang dan malam
Sudah cukup membuat beberapa sajak berlarian ke arahMu
Begitulah sejatinya aku telah mabuk pada perjalanan ini
Secangkir Kapucino yang telah aku teguk pantang aku muntahkan
Walau pada kini aku menyerah pada Kuasa, bukan berati pandangan telah mati
PadaMu aku tetap melihat, padaMu aku tetap menatap, sampai kapan pun
Tasikmalaya, Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H