Lihat ke Halaman Asli

taufiqelhida

orang gila

Jauh dari Rumah

Diperbarui: 21 Desember 2019   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba saja aku mencintai petir lalu merindukannya setelah kemarin berhasil mencatat kilatannya
Namun hujan tak datang walau aku sebenarnya kelelahan berjalan di jalur letih ini
Kini pantang bagiku menangis

Di tempat yang jauh dari rumah, di bawah lampu merkuri yang cahayanya redup
Aku menyemai hangatnya getir yang tumbuh lama di ladang lemah imanku
Kini pantang bagiku menyerah

Di Gununggede Kawalu, satu-persatu keringat jatuh membasahi raga ringkih
Jauh kulihat mimpi pergi meninggalkan rumah-rumah sepi
Kini pantang bagiku mundur

Sesuatu kupungut dari wajah istriku yang kini sudah mulai lelah
Aku menggenggamnya erat sehingga aku mampu menjaganya sampai akhir hidup
Kini pantang bagiku melepasnya

Langit pekat seperti segelas kopi Lubuklinggau yang kuseduh tanpa gula
Pahitnya hanya di lidah sakitnya hanya di rasa aku menikmatinya
Kini pantang bagiku sembunyi

el, 2112 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline