Lihat ke Halaman Asli

hida

writer

Penari Gila

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musik Klasik melantun di halaman parkir sebuah pasar
Dia menari tanpa melihat sekeliling mengumbar tawa
Wajahku memerah, tapi bukan marah
Gelisah melihat tangannya melenggok tak beraturan

Penari Gila, kata seorang tukang parkir menggerutu
Tapi tetap dia lihat dengan tawa yang gengsi

Teruslah kuberjalan, melewati matanya yang telanjang
Hatiku tak banyak berkata
Tapi gerakan tariannya seperti meneriaki tanpa ampun
"dia menangis, tapi tak terlihat airmata"

Kutinggalkan berjejak langkah di atas becek
Hujan menggerutu pada ban mobil

"kau jaga yang Menggenggammu, hingga qodratmu basah dan rontok"

elhida, inspired by seorang perempuan "sakit jiwa" di depan parkiran pasar Mayestik. Menari selalu, dalam panas dan hujan. Sebab hidup adalah nyanyian merdu, dan kehidupan adalah musiknya. Maka menarilah. Jangan berhenti. (11 11 12)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline