Musik Klasik melantun di halaman parkir sebuah pasar
Dia menari tanpa melihat sekeliling mengumbar tawa
Wajahku memerah, tapi bukan marah
Gelisah melihat tangannya melenggok tak beraturan
Penari Gila, kata seorang tukang parkir menggerutu
Tapi tetap dia lihat dengan tawa yang gengsi
Teruslah kuberjalan, melewati matanya yang telanjang
Hatiku tak banyak berkata
Tapi gerakan tariannya seperti meneriaki tanpa ampun
"dia menangis, tapi tak terlihat airmata"
Kutinggalkan berjejak langkah di atas becek
Hujan menggerutu pada ban mobil
"kau jaga yang Menggenggammu, hingga qodratmu basah dan rontok"
elhida, inspired by seorang perempuan "sakit jiwa" di depan parkiran pasar Mayestik. Menari selalu, dalam panas dan hujan. Sebab hidup adalah nyanyian merdu, dan kehidupan adalah musiknya. Maka menarilah. Jangan berhenti. (11 11 12)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H