Lihat ke Halaman Asli

Menangis itu Ternyata Menyehatkan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rupanya kebiasaan menagis menjadi tabu dikalangan masyarakat masa kini, mungkin karena memang kebudayaan kita yang ditegakkan di atas gelak tawa. Kita mau membayar mahal hanya sekedar untuk menebus tertawa yang terpingkal-pingkal itu. Kita mau berkorban banyak hanya sekedar untuk mengocok perut kita dan bahkan membuat orang tertawa menjadi bisnis yang sangat menguntungkan. Maka kemudian banyak muballigh masa kini yang sengaja menaburkan gelak tawa untuk memberi warna dalam ceramahnya.

Menangis merupakan fenomena psikologis/kejiwaan. Setiap orang pernah menangis, mulai dari bayi, masa kanak-kanak, ketika remaja, di saat dewasa, di saat menjadi orang tua, bahkan ketika sudah menjadi nenek-nenek ataupun kakek-kakek sekalipun. Menangis merupakan karunia dari Tuhan. Menangis bukan perbuatan yang tercela. Siapa bilang orang yang suka menangis itu cengeng?, siapa bilang menangis itu simbol dari kerapuhan jiwa?, siapa bilang menangis itu tanda kelemahan seseorang?. Malah sebaliknya, menangis merupakan kepekaan hati, ketajaman jiwa dan kebeningan perasaan. Bukan disebut perkasa orang yang tidak pernah menangis. Tidak juga dikatakan tegar orang yang selalu menahan air matanya. Menangis merupakan suatu hal yang terpuji jika seorang hamba teringat akan dosa-dosanya, Menangis juga merupakan bukti ketakwaan hati, kemuliaan jiwa, bersihnya nurani dan lembutnya perasaan.

Sayyid Ridho saja, yang terkenal sebagai penentang hal-hal baru yang dianggapnya bid'ah, sangat militan menolak anggapan bahwa menangis adalah simbol dari kecengengan dan keputusasaan. Ia mengatakan bahwa menangis, bahkan merekayasa supaya bisa menangis, itu sangat baik dilakukan. Beliau berkiblat pada sabda Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa kitab Al-Qur'an yang menjadi kitab suci umat Islam saja diturunkan dengan kesedihan dan kepedihan. Makanya jika kamu sekalian membacanya, Menangislah_!!! Dan masih banyak pula hadist-hadist lain yang menganjurkan kita untuk memperbanyak menangis dan mengurangi tertawa.

Menurut Ibn Qayyim Al-Jauzi menangis dapat dikategorikan dalam beberapa jenis; Tangis karena kasih sayang dan kelembutan hati, tangis karena takut, tangis karena cinta, tangis karena senang dan gembira, tangis karena sedih, tangis karena merasa hina dan lemah, tangis karena kemunafikan, tangis karena menghadapi penderitaan  dan khawatir untuk tidak sanggup menanggungnya, tangis karena pamrih dan mengharap untuk mendapatkan sesuatu, bahkan tangis karena ikut-ikutan. Begitu banyak jenis dari tangisan itu sendiri. Dan setiap tangisan selalu ada sebabnya. Lantas, masihkah kita berfikir bahwa tangis itu simbol dari kecengengan, kelemahan, wujud pesimisme, tidak keberdayaan dan bahkan melankholis_?! Asal dilakukan pada tempatnya dan dengan cara yang benar, kenapa tidak_??!, karena menangis adalah refleksi fenomena psikologis yang MENGHENDAKI ADANYA SUATU PERUBAHAN.

Selain dari kelebihan yang telah disebutkan di atas, taukah anda jika Menangis itu Ternyata Menyehatkan. Banyak orang yang menjadi sehat setelah ia menangis. Sebaliknya banyak orang-orang yang sakit gara-gara tidak bisa menangis. Seorang wanita begitu lega setelah ia menumpahkan segala perasaannya dengan menangis. Mata bayi menjadi bening karena banyak menangis. Dr. William Fray, seorang ahli biokimia dari Amerika pernah membuat penelitian kepada mahasiswanya tentang menangis itu sendiri, dan riset membuktikan bahwa menangis itu sehat. Menurutnya, ketika seseorang menangis, air mata yang keluar tersebut mampu membawa kotoran-kotoran alias racun keluar dari tubuh. Maka semakin sering kita menangis semakin banyak pula kotoran yang terkikis dari tubuh kita. Sebagaimana pula terjadi ketika kita selesai berolahraga, keringat yang keluar konon membawa kotoran-kotoran keluar dari dalam tubuh kita. Semakin sering kita berolahraga maka kita akan semakin sehat, begitu pula dengan menangis.

Masih kata William, hati kita akan semakin lembut dengan menangis. Jiwa kita semakin sehat dengan menangis. Selain mengeluarkan kotoran-kotoran tubuh seiring keluarnya air mata itu, menangis juga merupakan ungkapan jiwa, yang jika tidak diekspresikan akan menimbulkan tekanan jiwa, bahkan akhirnya menimbulkan penyakit.

Seorang ahli Antropologi, Ashley monttague, dalam hasil penelitiannya juga mengatakan bahwa, "Menahan tangis akan menimbulkan gangguan-gangguan, antara lain bercak-bercak merah pada kulit, pernafasan dan pencernaan terganggu".  Tumpukan kesedihan atau kegembiraan yang mengendap dalam diri membuat dada kita sesak. Jika dibiarkan akan menjadikan keseimbangan jiwa terganggu. Akibatnya bisa menimbulkan stress, pikiran rasional kita terganggu dan tubuh kita menjadi lahan subur bagi tumbuhnya berbagai macam penyakit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline