Konselor... itulah sebutan untuk seseorang yang memiliki keahlian membimbing, mendidik, mengarahkan, memotivasi dan juga membantu orang lain dalam memecahkan sebuah permasalahan untuk mencari jalan keluar. konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada seseorang yang menghadapi permasalahan.
Sebutan konselor memang tidak asing lagi ditelinga kita. Berbicara konselor pastinya kita mengingat masa-masa sekolah dengan adanya guru bimbingan konseling atau yang biasa disebut dengan BK yang selalu membimbing dan membantu muridnya disaat menghadapi suatu permasalahan. Akan tetapi kita sering lupa akan kehadiran seorang ibu yang sejatinya ia adalah konselor sejati yang tak mengenal lelah dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya.
Peran ibu dalam membimbing anaknya sangatlah besar. Terbukti saat kita masih dalam kandungan, ibu selalu berdo’a agar kelak anaknya menjadi orang yang sukses dan lahir ke dunia dengan selamat. Ketika kita masih kecil ia sudah mengajarkan kita untuk merangkak, berjalan, menggambar, menulis, beribadah dan mengenalkan hal-hal yang positif di sekitar lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan psikis anak, ibu berusaha menciptakan situasi yang nyaman dan aman bagi anaknya, dan ibu juga dapat membantu anaknya apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan agar anak tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul.
Ibu adalah suri tauladan bagi anak-anaknya, yang dimana tingkah laku seorang ibu akan menjadi contoh dan panutan bagi anaknya. Ibu juga mengajari kita bertutur kata dengan baik dan bersikap sopan kepada orang yang lebih tua, semua itu dilakukan semata-mata hanya berharap anaknya mempunyai akhlakul karimah sebagai bekal ketika anaknya sudah tumbuh dewasa.
Memang tak bisa dipungkuri bahwa ibu adalah konselor sejati. Mengapa saya katakan seperti itu? Karena disaat saya mempunyai masalah, baik itu masalah yang berhubungan dengan pendidikan, teman, keluarga, pacar dan masalah apapun itu, orang pertama yang menjadi tempat keluh kesahku adalah ibu. Dan ibu juga menjadi pendengar setia ketika anaknya berkeluh kesah tentang permasalahannya serta memberi bimbingan dan jalan keluar.
Tidak hanya itu saja. Ibu juga menjadi motivator untuk memberikan rangsangan, motivasi atau stimulus kepada anaknya. Rangsangan, motivasi atau stimulus yang diberikan oleh ibu mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan anak secara postif. perkembangan mental anak juga sangat ditentukan oleh seberapa banyak rangsangan, motivasi, stimulus, yang diberikan ibu terhadap anaknya.
Di sini lah sosok ibu sebagai bukti bahwa ibu pantas disebut konselor sejati dengan berusaha terus meningkatkan kualitas dirinya dengan memperkaya sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, seni, teknologi sebagai modal awal dalam rangka keberhasilannya sebagai pembimbing, pendidik, dan pemberi motivasi dalam mengantarkan kelangsungan hidup anak yang cerdas dan sukses.
SEMANGAT IBU BERKOBAR KETIKA MELIHAT ANAKNYA BERSEMANGAT.. BEGITU PUN SEBALIKNYA...
Semoga Bermanfaat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H