Lihat ke Halaman Asli

Fitriyani

Junior Editor at Delilahbooks.com

Dongeng Bulan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13362309271417172875

Malam ini bulan terlihat bulan penuh, kupandangi ratu malam lamat-lamat. Ingatanku melayang pada masa kecilku, ketika aku sering bertanya pada ibu. 15 tahun yang lalu " Bu, gambar di bulan itu apa?" tanyaku yang sedang tiduran dengan kepala berada di pangkuan ibu. " Itu Nenek sihir yang sedang memandikan kucing piaraannya," ujar ibu sambil membelai rambutku. aku langsung bergidik ngeri dan meringkuk di dalam pangkuan ibu, tapi masih sesekali melirik takut-takut pada rembulan penuh yang menampilkan siluet seperti Godzila yang sedang marah. Meski malam itu aku takut, tapi keesokan malamnya aku sudah bermain riang bersama teman-temanku di bawah siraman cahaya penguasa malam di angkasa. dan ketika malam semakin larut, ibu memanggilku masuk rumah. Mengantarku tidur dengan dongeng tentang bidadari yang terusir dari khayangan karena selendangnya dicuri Jaka Tarub. ------------ Wahai para ibu di masa kini, masih adakah ritual dongeng sebelum tidur bagi anakmu? ataukah kau menyerahkan semua hiburan malam untuk anakmu pada kotak kaca ajaib yang bernama televisi? masih adakah dongeng-dongeng lokal yang diceritakan pada tunas-tunas muda bangsa ini? ataukah mereka hanya disuruh belajar rajin agar dapat rangking, melalui buku-buku sains modern?pernahkah mereka diberikan buku berisi kumpulan dongeng lokal indonesia? ataukah mereka hanya diberi buku tentang dongeng ciderella? akankah kita membuat mereka lupa pada budaya bangsa yang amat kaya termasuk dongeng? akankah kita membiarkan mereka tak tahu sama sekali dengan local genius bangsa ini? wahai para ibu dan calon ibu, meski buku cerita telah bertumpuk di toko bukku, menceritakan dongeng langsung pada anak mengikat emosional kita dengan anak-anak kita. hingga terasa lebih dekat dan akrab, bukankah di zaman yang serba cepat ini kita jarang memiliki waktu untuk mereka? maka luangkanlah waktu sedikit untuk menceritakan kembali dongeng yang pernah kita dengar dari orangtua kita, agar mereka juga tahu bahwa bangsa kita kaya akan cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline