Lihat ke Halaman Asli

Nonton One Litre of Tears Membuatku Menyesal

Diperbarui: 4 April 2017   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

spinocerebellar Degeneration suatu penyakit yang belum ditemukan obatnya, apalagi Jika sudah mulai akut, bisa saja penderita tidak dapat berjalan, maka harus menggunakan kursi roda, bahkan pada nantinya hanya bisa berbaring di atas ranjang dan menggantungkan seluruh hidupnya dengan bantuan orang di sekitarnya. Hal sejenis telah di alami oleh seorang gadis yang tinggal selangkah lagi akan menginjakkan kakinya ke SMU favorit, sebut saja Aya. Kisahnya yang penuh perjuangan telah di publikasikan lewat One litre of tears, kisah yang begitu mengharukan. Di jamin semua yang menontonnya akan menguras air matanya.

Cerita punya cerita, suatu malam saya menontonOne litre of Tears, tidak lain untuk merefreshing otakku yang seharian bersibuk-sibukan mengerjakan tugas. Al hasil paginya mataku bengkak seperti habis di pukulin orang-orang, bagaimana tidak?Kisah Aya dalam film tersebut yang menyebabkan lebih dari satu liter air mataku terkuras. Itulah sebabnya saya menyesal kenapa harus pas malam-malam nonton film tersebut, ya jadinya beginilah, pagi-pagi mau di ajak salah satu teman pergi langsung ku tolak. Nggak berani keluar dengan mata bengkak seperti ini.

Berbagi sekilas tentang cuplikan tentang “one litre of tears”__ perjalanan hidup Aya yang penuh semangat hingga bisa meraih sebuah keinginannya untuk masuk SMU favoritnya. Namun siapa sangka seiring berjalannya waktu Aya mulai sering jatuh dan cara berjalanya pun mulai aneh, Ibunya yang bernama "Shioka" membawa AYA ke dokter.. kemudian dokter meberi tahu  kepada ibunya  bahwa Aya terkena penyakit "spinocerebellar degeneration-"  penyakit mengerikan dimana otak kecil mulai bertahap memburu ketitik yang menyebabkan Aya tidak bisa berjalan, menulis, berbicara bahkan makanpun juga sering tersedak. Hingga akhirnya Ayapun dipindahkan ke sekolah lain dengan alasan memperlambat jalannya pelajaran, karena harus menunggu Aya yang mulai sulit untuk mengikuti jalnnya pelajaran. Yang pastinya seseorang yang telah mengukir banyak prestasi kemudian dipindahkan ke sekolah lain hanya persoalan seperti itu, tidak adil bukan bagi Aya?

Semakin hari penyakit ayapun semakin parah dan akhirnya, kematian menjemputnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline