Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Cara Zappos Mendongkrak Penjualannya Online

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut saya Zappos adalah salah satu perusahaan paling menginspirasi. Saya sudah membaca buku dari CEOnya, Tony Hsieh, berjudul "Delivering Happiness" dan buku tersebut benar-benar memberi pelajaran berharga bagi saya. Zappos bisa menjadi bisnis besar salah satunya adalah karena company culture-nya yang bagus. Selain itu, jika Anda membaca buku "Delivering Happiness" maka Anda akan tahu bahwa fokus utama Tony, sang CEO, bukanlah mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari bisnisnya, melainkan untuk "deliver happiness" atau berbagi kebahagiaan kepada pelanggannya. Selain itu, salah satu hal yang digunakan untuk mendongkrak atau meningkatkan penjualan online di situs Zappos adalah ini: Video. Menurut sebuah artikel di Business Insider, Zappos bisa meningkatkan penjualan online untuk merchandisenya sebanyak 6% sampai 30% lebih banyak dengan video yang mendeskripsikan produk yang dijual. Bahkan Zappos telah memiliki studio sendiri yang khusus digunakan untuk membuat video untuk setiap produk yang mereka jual. Inilah yang dinamakan totalitas, tidak setengah-setengah, yang banyak saya pelajari dari membaca kisah sukses pebisnis di luar sana. Ini contoh videonya: http://www.youtube.com/watch?v=3v1txtiWcb4 Seperti yang dapat Anda lihat, mereka menggunakan karyawan mereka untuk membuat deskripsi video, bukan model yang rupawan. Ini memberi kesan jujur. Ini berbeda dengan di iklan televisi, di mana model ganteng dan cantik yang memperagakan produk. Nah, kalau misalnya produk kacamata dipakai model jelas bagus dong, gimana kalau orang yang tampangnya ndeso seperti saya? Heheh... Biaca tentang video deskripsi, saya sendiri sebagai konsumen akan cenderung membeli produk setelah melihat video demonstrasinya. Kalaupun di toko online di mana saya akan membeli tidak ada videonya, saya biasa mencari reviewnya di YouTube dari orang bule sana. Ini karena berbelanja online berbeda dengan berbelanja di toko langsung. Barang tidak bisa dipegang dan dicoba tentunya, dan tidak ada mas dan mbaknya yang bisa langsung menjawab pertanyaan kita seperti di toko fisik. Dengan adanya video, seakan saya merasa telah memegang barang tersebut, padahal saya hanya melihat videonya saja. Misalnya ketika saya dahulu ingin membeli sebuah ponsel secara online, saya kemudian mencari reviewnya di YouTube. Di video yang saya temukan, si pembuat video benar-benar mendemonstasikan fitur-fitur ponsel yang akan saya beli tersebut. Setelah melihat video, maka saya yakin membelinya di toko online yang saya kunjungi tadi. Kalau videonya ternyata tidak membuat yakin, ya saya cari lagi produk lainnya sampai ketemu yang cocok. Selain menggunakan video, salah satu hal yang bisa membuat penjualan Zappos makin meningkat dan bisnis menjadi semakin besar adalah media sosial. Saya sendiri secara pribadi pertama mengenal Zappos melalui akun Tony Hsieh di Twitter. Semenjak saya menjadi salah satu follower-nya, saya kemudian berminat untuk belajar banyak tentang Zappos dan akhirnya mendapat keberuntungan karena saya tahu mereka mengadakan tantangan review dan mendapat buku "Delivering Happiness" secara gratis bahkan sebelum dirilis di pasaran (ini merupakan cara meningkatkan penjualan buku yang efektif). Secara online, Zappos berhasil membangun loyalitas pelanggan dengan Twitter. Tony sendiri menggunakan akun twitternya untuk berbagi banyak hal, termasuk peluncuran produk dan kontes seperti yang pernah saya ikuti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline