Lihat ke Halaman Asli

Eky Rahmawati

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia_Universitas Pendidikan Indonesia

Mengupas Kekerasan Seksual pada Novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Eka Kurniawan

Diperbarui: 22 Desember 2023   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

MENGUPAS KEKERASAN SEKSUAL PADA NOVEL SEPERTI DENDAM RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS KARYA EKA KURNIAWAN

Oleh : Eky Rahmawati

 Siapa yang tak kenal Eka Kurniawan? Eka Kurniawan adalah seorang penulis asal Indonesia. Eka Kurniawan menamatkan pendidikan tinggi dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Eka Kurniawan terpilih sebagai salah satu “Global Thinker of 2015” dari jurnal Foreign Policy. Novel ‘Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas’ ini mengupas plot acak dalam novel yang menjadi daya tarik tersendiri yang mengajak para pembaca berpikir dan berusaha untuk merangkai kejadian demi kejadian sehingga bisa dipahami secara utuh.

Kilas-kilas masa lalu yang nampak tumpang tindih, kalimat-kalimat pendek, dialog tanpa aprostof adalah kesengajaan yang penuh resiko, tapi Eka Kurniawan berhasil menjadikannya layak untuk dibaca. Melalui Ajo Kawir dan tokoh-tokoh lainnya, Eka Kurniawan berhasil menggambarkan kehidupan sosial masyarakat kelas menengah ke bawah. Meski bahasa yang digunakan tergolong frontal dan brutal, tapi tak bisa dipungkiri, bahwa seperti itulah orang-orang di negeri ini; ceplas-ceplos, berbicara sekenanya, dan memaki seenaknya. Dan memang sangat sesuai dengan era pada masa tahun 90-an.    

Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah novel ketiga yang sudah terbit pada 13 November 2014. “Hanya orang yang gak bisa ngaceng, yang bisa berkelahi tanpa takut mati” tidak seperti novel bertema rindu lainnya yang di mulai dengan kalimat romantis, manis atau puitis. Novel Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas tidak demikian. Eka kurniawan selaku penulis memulainya dengan kalimat tegas, keras dan vulgar.

Bercerita tentang seorang laki-laki bernama Ajo kawir, Ajo kawir adalah laki-laki yang bermasalah, keluar masuk sekolah karena sering melakukan pelanggaran. Bersama si Tokek sahabat baiknya, mereka seringkali menghajar orang maupun dihajar balik. Walaupun sering membuat onar, Ajo kawir sering datang ke surau walaupun sebenarnya di surau dia lebih sering menumpang mandi, bukan untuk ibadah. Hal ini tidak lepas dari keberadaan si Tokek yang sering mengajak Ajo kawir maksiat.

Suatu hari setelah mencuci mata dengan mengintip kisah asmara kepala desa dengan istrinya, atas ajakan si Tokek, Ajo kawir pergi ke rumah perempuan gila bernama Rona merah. Anak-anak mengenal Rona merah sebagai perempuan sinting yang suka mengamuk. Sebenarnya tak pernah ada anak yang benar-benar melihatnya mengamuk. Tapi bahwa ia sinting, tampaknya benar. Perempuan itu lebih banyak diam di rumahnya, tak mau bicara dengan orang, kadang-kadang tertawa sendiri, menjerit-jerit sendiri. Pernah ada orang dinas sosial yang hendak membawanya pergi, tapi kemudian ia mengamuk dan menggigit salah satu dari mereka. Tak ada yang bisa memastikan apakah peristiwa itu benar atau tidak, tapi sejak itu tak pernah ada orang yang mencoba mengeluarkannya dari rumah itu.

Dari sinilah kesialan Ajo kawir dimulai. Karena hebatnya adegan yang dilihat membuat Ajo kawir tak bisa menopang tubuhnya. Ia tergelincir dan suara gaduhnya mengagetkan semua orang termasuk laki-laki yang ada di dalam rumah Rona merah. Si Tokek menjadi dalang di balik rencana nafsu ini sudah menghilang entah kemana. Dan setelah kejadian itu burung Ajo kawir tidak bisa berdiri. Ajo kawir berusaha mati-matian untuk menghidupkan kembali burungnya, pernah suatu kali dia menggosok burungnya dengan cabe, bukannya sembuh tapi malah hampir mati kepanasan. Bahkan pernah sengaja membiarkan burungnya disengat lebah.

Setelah bertahun-tahun berlalu, Ajo kawir memutuskan untuk menjadi pembunuh bayaran. Suatu hari dia diberikan misi membunuh si Macan. Sebelum misi tersebut selesai, Ajo kawir bertemu wanita bernama Iteung melalui sebuah pertarungan. Rupanya keduanya pun saling jatuh cinta. Iteung sudah dibutakan oleh perasaannya sehingga tidak peduli dengan kondisi burung Ajo kawir yang tidak bisa berdiri, Iteung tetap minta dinikahi.

Ajo kawir dan Iteung lalu memutuskan untuk menikah. Meski harus menahan kontak akibat nikmat bercinta yang belum terpuaskan, Iteung tetap mencintai Ajo kawir dengan sepenuh hati. Namun tiba-tiba suatu hari Iteung hamil. Lengkap sudah penderitaan Ajo kawir. Sebelum Iteung menikah dengan Ajo kawir, Iteung bertemu dengan Budi yang merupakan teman seperguruan silat. Budi jatuh cinta pada Iteung tetapi Iteung tidak membalas cintanya karena lebih memilih Ajo kawir sehingga terjadi pemaksaan melakukan hubungan badan. Pada akhirnya Iteung mengandung anak dari Budi setelah menikah dengan Ajo kawir. Pernikahan Ajo kawir dan Iteung hancur. Ajo kawir akhirnya pergi dan berakhir menjadi supir truk lalu lintas wilayah. Hingga bertemu Jelita dan Mono Ompong sebagai rekan perjalanannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline