Beberapa pekan belakangan ini dunia digemparkan dengan deklarasi berdirinya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Abu Bakar Al Baghdadi (mantan perwira militer Sadam Husein) telah mengangkat dirinya menjadi Khalifah dan meminta umat Islam di seluruh dunia untuk tunduk kepadanya.
Sebagai Khalifah, Abu Bakar Al Baghdadi memerintah negara tanpa batas wilayah (meskipun negaranya berlabel Irak & Suriah). Itulah sebabnya ia merekrut para pejuang dari berbagai negara dan suku bangsa.
Dunia mencemaskan ISIS Al Baghdadi ini akan menjadi jaringan teroris yang jauh lebih berbahaya & mengerikan dibanding Al-Qaeda-nya Osamah Bin Laden. Dapat dipahami karena Al-Qaeda hanyalah sebuah "kelompok perjuangan" dan mereka telah mendefinisikan musuhnya dengan jelas: Barat (khususnya Amerika) yang dianggap mendukung Zionis Israel untuk menjajah Palestina.
Definisi musuh & visi yang jelas inilah yang membuat Al-Qaeda mendapatkan simpati dan dukungan moral (sembunyi-sembunyi ataupun terus terang) dari berbagai kalangan umat Islam di seluruh dunia, karena di atas kertas Al-Qaeda tidak berbahaya bagi umat Islam.
ISIS sangat berbeda. Mereka mengklaim sebagai sebuah negara. Untuk "memperluas pengaruh" dan "menjaga kedaulatan negaranya" bala tentara ISIS tidak segan-segan menggunakan kekejaman yang mengerikan terhadap orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka -- termasuk terhadap sesama umat Islam.
Di pelbagai media massa dikabarkan bahwa ISIS telah membantai ribuan orang tak berdosa. Mereka juga menghancurkan tempat-tempat bersejarah bagi umat Islam seperti makam Nabi Yunus -- bahkan mengancam akan menghancurkan kota Mekkah dan Kabah (ikon sakral & suci bagi umat Islam). Bayangkan jika hal itu terjadi.
Itulah mengapa ISIS segera menjadi common enemy bagi negara-negara berdaulat dan para ulama di pelbagai negara.
ISIS Indonesia
Jaringan ISIS di Indonesia mulai terkuak ketika sebuah video propaganda tersebar di dunia maya. Seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad Al Indonesi menyerukan para warga negara Indonesia untuk bergabung dengan ISIS. "Berjuang sekuat-kuatnya secara fisik maupun materi untuk hijrah ke negara Islam ISIS, ini adalah kewajiban perintah Allah". Begitu pidatonya berapi-api.
Lalu tersiar berita bahwa di beberapa daerah di Indonesia terjadi pembaiatan anggota-anggota ISIS. Gegerlah Indonesia. Pemerintah dengan tegas menolak gerakan ISIS. Demikian juga MUI dan Ormas Islam yang tergabung dalam FUI (Forum Ukhuwah Islamiyah). Din Syamsuddin (Ketua Umum MUI) menyatakan ISIS bertentangan dengan prinsip ajaran Islam di Indonesia yang anti terhadap segala bentuk kekerasan. Gerakan ISIS dinilai sangat berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam dan dapat menggoyahkan sendi-sendi kebangsaan dan kenegaraan terkait dengan NKRI dan Pancasila.
WNI Potensial Direkrut ISIS