Lihat ke Halaman Asli

Cangkir Kosong

Diperbarui: 5 Februari 2021   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: pixabay.com

Malam berkabar ada sebuah pesta perjamuan
Diiringi gemulai harmoni angin menari-nari
Ramai tamu datang siap menikmati
Aneka hidangan tersaji di nampan-nampan gelak tawa

Tak terkecuali pada sebuah cangkir
Sejak tadi telah terisi penuh
Tangan-tangan silih berganti
Pelenyap dahaga dalam tegukan demi tegukan

Seiring detik-detik yang meluruh
Isi cangkir kian menyusut
Tanpa tangan peduli iba mengisi
Cangkir tetap tersenyum
Meski harus memasung rintih

Silih berganti pengunjung mendekati, lalu mereguk
Hingga di tetes terakhir
Tinggallah sebuah cangkir kosong
Teronggok sunyi di sudut pesta

Cangkir kosong tersudut pasrah
Tanpa harus mengemis kasih
Hanya ikhlas merimbuni kalbu
Penyejuk kalbu pengusir lara

Perjamuan mendekati ujung garis malam
Cangkir kosong tetap setia menemani
Meski pasrah di tangan penyingkir
Hingga jatuh dan pecah tersia berserakan

Memakamkan sembilu tangis
Meski ia masih berharap
Ada setitik kebaikan yang bisa di kenang
Setidaknya, pernah terekam di ruang ingatan pengunjung perjamuan

(Sungai Limas, 4 Februari 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline