Kelelawar dan Matahari
Tak sengaja aku tersentuh kelelawar
Lembut tak terkira
Dari wujud rupa
Dalam kepala melekat ketakutan
Kelembutan di balik kesangaran
Seperti seorang penjagal
Berhadapan dengan kematian
"Apakah kau ingin ia tampak?" katanya
Maka korbankanlah dirimu
Jadilah sirna
Jangan sampai tersisa
Ia telah mengorbankan waktunya
Tenaganya
Pikiran dan hatinya
Menjadi sangar, kasar!
Lembut hanya jadi kulit tubuhnya
Mungkinkah seperti kelembutan matahari,
Merambat lewat kehangatan?
Maka terjadilah percakapan kelelawar dan matahari, "Wahai kelelawar, sifat lembutmu menyentuh segala sesuatu. Aku ingin berbuat baik padamu. Maka matilah, hingga kau mendapatkan cahaya keagunganku. Dan keluarlah dari sifat kekelawarmu."
(Sungai Limas, 2 Juni 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H