Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Kelelawar dan Matahari

Diperbarui: 2 Juni 2020   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com


Kelelawar dan Matahari

Tak sengaja aku tersentuh kelelawar
Lembut tak terkira
Dari wujud rupa
Dalam kepala melekat ketakutan
Kelembutan di balik kesangaran

Seperti seorang penjagal
Berhadapan dengan kematian
"Apakah kau ingin ia tampak?" katanya

Maka korbankanlah dirimu
Jadilah sirna
Jangan sampai tersisa

Ia telah mengorbankan waktunya
Tenaganya
Pikiran dan hatinya
Menjadi sangar, kasar!
Lembut hanya jadi kulit tubuhnya

Mungkinkah seperti kelembutan matahari,
Merambat lewat kehangatan?

Maka terjadilah percakapan kelelawar dan matahari, "Wahai kelelawar, sifat lembutmu menyentuh segala sesuatu. Aku ingin berbuat baik padamu. Maka matilah, hingga kau mendapatkan cahaya keagunganku. Dan keluarlah dari sifat kekelawarmu."

(Sungai Limas, 2 Juni 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline