Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Jelaga Mimpi

Diperbarui: 1 Juni 2020   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Wajahnya cemberut
Menatap lekat ke sudut malam
Malam bermandikan cahaya rembulan
Rembulan tersenyum manja
Seolah ingin bisikkan suka duka

Wajahnya terkesiap
Awan hitam tiba-tiba hadir
Memecah lamunan
Menyesakkan dan membunuh asa

Wajahnya tertunduk sendu
Coba mengais lagi jelaga mimpi
Semua buram tak berbingkai
Tersisa pigura mimpi tak bertuan

Jelaga mimpinya tak mampu diurai kembali
Hanya sisakan pendaran warna tak terjamah
Meski dia sudah membunuh asa
Yang coba sembunyi ditumpukkan jejak nyata
Namun terus saja terjebak di sebuah labirin masa lalu

Entah kapan berakhir
Terus saja malam membungkus rimbunan sejarah bersemayam dikepalanya
Namun jangan ragu, mentari pagi dan embun kan setia menjemput mimpimu pulang

(Sungai Limas, 1 Juni 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline