Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Pena Penggambar Luka

Diperbarui: 22 April 2020   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ivoox.com


Pena Penggambar Luka

Dari tinta hitam
Dari remang-remang
Ia tampil mengemuka
Merusak wajah cantik menggoda
Di atas kanvas
Menggurat luka
Cerita lama
Tentang gadis lugu yang tersesat di tengah kota
Tak bisa pulang
Tak ada kampung halaman
Telah terusir

Lukisan menggantung di ujung kamar
Menatap jendela
Cita-citanya hanya satu
Kapan kampung halaman menerimanya?

Kini pelukisnya telah tiada
Pena tak kuasa menggambar dengan sendirinya
Ia hanya ingin
Di sebelah kanannya ada pekarangan
Penuh bunga-bunga
Dan di sebelah kirinya
Kandang ayam untuk ternak di waktu senggangnya
Apakah yang lebih indah dari itu?

Pena hanya mampu menggambar luka
Dari luka satu ke luka lainnya

(Sungai Limas, 22 April 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline