Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Pamer-pameran

Diperbarui: 16 April 2020   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jagel/id

Pamer-pameran

Ayam goreng tepung
Kriuk-kriuk
Dimakan dengan sambal
Di depan market

"Membelinya di mana?" kata dompet

"Ngutang," kata uang

"Terus uangmu buat apa?"

"Jaga-jaga."

"Lewat ATM bisa kok."

Dompet kecewa
Apakah zaman telah melupakanku, renung dompet

Aku hanyalah angka,
Satu hingga sembilan
Perbanyak nolnya saja
Pasti jumlahku berlipat ganda

"Lalu aku harus bagaimana?' Dompet masih tak puas.
"Buat pamer. Sejak dahulu memang tugasmu begitu. Koran saja masuk. Segala foto masuk. Belum lagi surat menyurat."

"Iya ketebalanku adalah kebanggaannya."

Kalau sekarang bagaimana?
Siapa yang pamer siapa?

Zaman pamer telah hilang
Sudah tergantikan
Entah uang
Entah dompet
Bukan alat untuk pamer lagi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline