Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Meremas Ujung Tapih

Diperbarui: 29 Maret 2020   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest


Meremas Ujung Tapih

Kesedihan memeluk hati
Ibu-ibu perhatian
Anak tak pulang ke kampung halaman
Berita duka jadi kekhawatiran
Siang malam
Tak ada pegangan

Tapih mengurung badan
Teman satu-satunya yang memberikan kehangatan
Dalam panasnya terik
Dalam dinginnya hujan

Ketika kesedihan membelah ulu hati
Ketika air mata tak mampu mengobati
Ketika histeris tak terdengar lagi
Ujung tapih diremas!
Digigit!
Tapih robek!
Apa lagi yang mampu membuatnya diam?
Selain pasrah dan kepedulian

Kita ada di antara mereka
Namun mata seakan buta
Telinga tak mendengar apa-apa
Lalu apa yang tersisa?
Raga adalah seonggok daging pembalut tulang
Sebagiannya hanyalah bongkahan

(Sungai Limas, 29 Maret 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline