Air mata mengaliri pekarangan
lewat tembang kenangan
menerobos dalam jenis masakan
akan aku sajikan
Sapu untuk taman
masih tergeletak salah tempat
beberapa jenis bunga layu dan mati perlahan
sementara tak kuasa melihat
Tumpukan surat tak beringsut dari kotak
kau pinta aku membacanya satu persatu
katanya itu berita darimu
aku ingin segaris senyummu tampak
Lihatlah,
pagar rumah kita
rumput-rumput liar memakan dindingnya
perlahan tak kentara
Aku bisa apa?
Sementara aku masih di sini
mengingat-ingat syair yang pernah kau nyanyikan
bersama dawai sepi
menantimu kembali membawa harapan
(Sungai Limas, 28 Januari 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H