Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Hujan Air Mata

Diperbarui: 2 Januari 2020   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RMCO.id Hujan Deras, Sebagian Wilayah DKI Jakarta Tergenang Banjir

Hujan Air Mata

Seperti apa hujan air mata?
Banjir menggenang hampir di seluruh kota
Salah dan menyalahkan
Kesedihan dan bala bantuan
Hadir dalam waktu bersamaan
Hujan deras kemudian banjir melanda, bukankah itu kehendak Yang Kuasa?

Seperti itu kata manusia
Jika hujan datang tak seperti biasa, seharusnya kita mulai bertanya: ada apa dengan hujan?

Bukankah baru saja kita mengeluh pada musim kemarau yang panjang,
Sumur mengering dan sungai yang airnya kehitam-hitaman,
Antrian jerigen di pinggir jalan hingga bermeter-meter panjangnya?

Mungkinkah kita lupa?

Kau minta hujan datang,
Lalu hujan diturunkan
Kau minta langit terang, lalu kemarau datang
Maumu sebenarnya apa?
Hujan atau kemarau?

Kita memang terlalu banyak permintaan,
Hingga lupa memberikan

Jadi jangan salahkan hujan!
Jangan salahkan banjir menggenang!
Salahkanlah air mata yang sering kau lupa!
Hujan air mata saja tak cukup membasuh dosa-dosa.

(Sungai Limas, 2 Desember 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline