Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Menikmati Kesendirian

Diperbarui: 2 Januari 2020   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay.com

Menikmati Kesendirian

Saat dalam kandungan kau terbiasa sendirian
Ketika dalam ayunan kau juga sendirian,
Ibumu sedang asyik mencuci dan memasak makanan
Kau tidur dengan nyenyak sendirian

Lalu, mengapa ketika dewasa kau mengeluh merasa telah sendirian?
Bukankah teman-teman mengelilingimu
Sahabat dan kerabat berbagi canda setiap harinya
Di kantor, di jalanan, di rumah, begitu riuh sapaan mereka

Seperti apa sendiri yang kau maksudkan?
Seharusnya ketika sendiri menjadi teman, maka sebaiknya kita tanyakan:
Apakah sendiri menguntungkan?
Bagaimana sendiri menjadi sebuah kesenangan?
Atau kesedihan mewakili kesendirian?

Yang jelas, sendiri adalah ketika tak ada orang di sekeliling
Atau merasa tak berteman, padahal berada pada kerumunan orang

Sendiri yang menyiksa adalah ketika kesepian menenggelamkan rasa
Ketika sendiri menumpahkan air mata
Sendiri hanya lepas dari hura-hura

Ketika waktunya tiba,
Usungan keranda telah kembali ke tempatnya
Saat itu kita akan sendiri dalam waktu yang sangat lama
Bagaimana menikmatinya?
Hanya kita dan Tuhan yang tahu caranya

(Sungai Limas, 2 Januari 2020)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline