Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Ia Anak Sepuluh Tahun

Diperbarui: 31 Mei 2019   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

merdeka.com

Ia anak sepuluh tahun
Anak tunggal semata wayang
Ibunya pergi tak kuasa merawat anak dan suaminya
Tidak sekolah, hanya untuk makan ia bekerja mencari keong makanan itik

Dengan buku bekas di loakan, ia cari buku cara suntik menyuntik orang sakit
Ia obati bapaknya sendiri
Tak mungkin minta obat suntik ke dokter
Sambil bekerja ia merawat sakit bapaknya

Suatu ketika ia dikenal orang sekitarnya
Berita menyebar, anak sepuluh tahun merawat bapak seorang diri dan menghidupi keluarganya (ia dan bapaknya))
Ia dinobatkan jadi anak paling berbakti seantero negeri
Mendapat pujian dan penghargaan tak ternilai

Ketika ditanya, sebutkan permohonan apa pun akan ia terima
Bapak di rawat di rumah sakit mewah
Rumah megah

Sekolah hingga tamat, di mana pun, setinggi apa pun
Akan dibiayai
Tak perlu repot merawat bapak lagi
Bapak sudah dalam perawatan istimewa

Ia berkata, aku hanya minta ibu kembali
Biarlah aku merawat bapak dan ibuku
Ia anak sepuluh tahun

Tak minta apa pun
Ia hanya ingin berbakti
Tak perlu lainnya lagi

Dan lihatlah, ia ada di antara kita
Mungkin juga salah satunya
Bapak masih hidup
Ibu masih merawat dengan mesra

Apa yang ia katakan,
Harta berlimpah milik orang tua
Sudah terbarsit dalam hatinya:
Kapan bapak ibu meninggal

Kapan harta warisan diberikan
Ketika ibunya meninggal, temanmu berkata:
Kamu sudah lepas dari merawat ibumu

Sementara aku belum
Merawat ibu?
Ingin segera lepas?

Balasan apa yang kau punya?
Hati terbuat dari apa?
Alangkah tega!

(Sungai Limas, 31 Mei 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline