Ia adalah lelaki separuh baya
Baju koko dan kopiyah rapi, sarung hitam terlipat rapi
Berjalan menapaki malam, gerimis membuat basah sebagian kopiyahnya
Yakin masjid ada di depan cahayanya terang menembus hingga relung terdalam
Tak henti-hentinya membacakan ayat-ayat cinta
Basah bibir basah jiwa
Ingin mendekat pada Penguasa alam jagat raya
Ia hanya seorang diri
Harusnya tinggal di rumah saja
Bersama anak dan istri tercinta
Tidak dilakukannya
Azan subuh dikumandangan dengan merdu berharap ada beberapa jamaah yang datang
Hingga puji-pujian penggiring mentari datang selesai didendangkan
Ia tetap sendirian
Dan pagi pun berjalan sendiri
Ia lelaki separuh baya masih duduk manis pada sajadah panjangnya
Seorang diri
Menyesali mengapa hingga kini tetap sendiri
Dan terus sendiri
Cita-citanya hanya satu, ketika suatu saat tiba dia tidak sendiri lagi
Menanti pagi bersama sahabat-sahabat sejati
Dan lelaki separuh baya tak kuat menahan diri
Ia pergi dan tetap seorang diri
Hingga matahari tergelincir senja
Orang-orang gempar ketika
Lelaki separuh baya tinggal jasadnya
(Sungai Limas, 12 Mei 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H