Lihat ke Halaman Asli

Surat untuk Hujan

Diperbarui: 29 Maret 2019   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: awesomebestpictures.com 

Diawali bersama hadirmu rintik menjarum, kulayangkan surat mewakili segenap curahan hati. Bacalah ia penuh saksama tanpa keraguan. Supaya lapang segenap rongga hatiku.

Hujan, rindu hadirmu dalam pekat malamku. Kerontang jiwaku terpenjara panas terik perkepanjangan. Akankah engkau sudi membasahi kembali rongga jiwaku?

Akulah bumi sang perindu sejatimu. Senyum manismu menggodaku dikala jatuh rintikmu. Bagaikan dahaga bertahun, kini segar menyusuri rongga kerongkonganku. Tegur sapamu menyejukkan sebuah penantian panjang.

Akulah bumi sang pencinta hadirmu. Resah gelisah bertahun merantai sepi. Kelopak indahku terpenjara sunyi. Berharap hadirmu menatapku sejenak, meski kau akan segera berlalu.

Cukuplah raihan jemarimu hanya sekejap. Sungguh telah mengobati kering jiwaku. Meski tak lama kau berujar, namun cukup menyegarkan kembali sendi-sendi kehidupan. Hadirmu hujan, suatu nikmat pemberian Tuhan.

(Sungai Limas, 29 Maret 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline