Lihat ke Halaman Asli

Tentang Bahagia

Diperbarui: 20 Februari 2019   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Isak tangis sudah kusampaikan pada ibu yang melahirkan, merawat, dan membesarkan
Manja tak terkira sudah ayah berikan
Saudaraku semua penuh perhatian
Lalu, mengapa aku tidak bahagia?

Perhiasan lengkap tergantung di seluruh badan
Kemewahan tersedia tinggal membuka mata lewat kedipan
Mau apa pun tinggal acung telunjuk ke depan
Lalu, mengapa aku tidak bahagia?

Dalam tidur kakek renta mengajakku bicara pelan
Setengah sadar kudengar kakek berpesan: apa yang kau dapatkan saat ini hanya titipan. Seperti tukang parkir jam-jaman. Saat waktunya habis semua akan lenyap tak mampu kau tahan
Lalu, mengapa berharap bahagia?

Pujangga bersyair tentang bahagia
Pemuja cinta mengaku bahagia
Aku tak percaya bahagia ada di dunia
Karena, bahagia hanya ada di surga

(Sungai Limas, 20 Februari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline