Lihat ke Halaman Asli

Prosais | Sekuntum Bunga

Diperbarui: 15 Februari 2019   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Oleh Ekriyani

Aku bukanlah sekuntum bunga. Kau petik lalu terselip di telinga. Selfi di depan kamera. Begaya seperti artis ternama. Lalu, kau sebar ke mana-mana. Hingga dengan cemas kau tunggu komentar pujian. Tentang idahnya bunga terselip di telinga.

Aku bukanlah sekuntum bunga. Bersolek indah hanya untuk menggoda. Berucap manis menimbulkan rindu membara. Hingga malam tiba, dalam mimpi ajak bercanda.

Aku bukanlah sekuntum bunga. Pagi mekar tebarkan warna warni cahaya berbinar. Mengusik pandangan pejalan kaki di pinggir taman. Terpaksa memetik, meskipun mekarku belum sempurna. Tanpa ijin pemelihara taman pula.

Aku hanyalah sekuntum bunga. Memiliki sejuta cinta. Memiliki seribu rindu. Semua kupersembahkan untukmu. Dalam napasku saat terjaga. Dalam mimpiku saat terlena.

Sungai Limas, 15 Februari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline