Lihat ke Halaman Asli

Ekri Pranata Ferdinand Baifeto

Timor Tengah Selatan

Warteg dan Mubazirnya Es Teh Manis yang Tidak Manis

Diperbarui: 26 September 2020   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi es teh manis di warteg (dokpri)

Warung Tegal atau yang dikenal dengan akronim warteg merupakan salah satu jenis usaha gastronomi yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

Bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, warteg merupakan pilihan yang tepat dan bersahabat dengan isi kantong. Walaupun dengan harga yang terbilang murah dan terjangkau, makanan di warteg tidak kalah nikmatnya.

Ketika makan di warteg, salah satu minuman favorit sebagian besar orang adalah  es teh manis. Minuman dingin nan manis ini menjadi salah satu pilihan tepat jika sedang gerah dan kepanasan.

Soal es teh manis, tentu saja minuman tersebut terbuat dengan komposisi es, teh, gula, dan air. Namun saat menikmati es teh manis, pernahkah kita mengamati dengan seksama minuman tersebut? Sepertinya ada sesuatu yang menggelitik perasaan penikmatnya. Ya, kemubaziran di dalam gelas es teh manis itu.

Kemubaziran yang dimaksud adalah sisa gula yang tersisa dan tidak larut sempurna di dalam minuman itu. Hal ini menjadi masalah bagi konsumen.

Akibat gula yang tidak larut itu menyebabkan es teh yang seharusnya manis menjadi tetap terasa tawar; usaha mengaduk dengan harapan gula tersebut bisa larut dan membuat es teh manis menjadi sia-sia dan menimbulkan rasa kesal.

Gula yang mengendap dan tidak larut itu akibat kesalahan pelayan warteg dalam proses penyajiannya. Gula yang seharusnya dilarutkan dengan air panas justru dituangkan teh dingin dan ditambahkan es.

Walaupun terlihat sepele, kesalahan ini jelas merugikan konsumen. Selain itu, kesalahan ini pun pada akhirnya berujung pada ketidakpuasan konsumen.

Sedikit berhitung tentang hal ini. Harga 1 kg gula pasir di pasaran kurang lebih Rp 12.000. 1 sendok makan (1 sdm) gula pasir setara dengan 15 gram. Hal ini berarti 1 sdm gula pasir harganya Rp 180.

Jika gula yang mengendap dalam satu gelas teh manis kurang lebih 1 sdm maka setiap konsumen merugi Rp 180; untuk satu gelas teh manis. Jika kita asumsikan dalam sehari satu warteg rata-rata menjual 25 gelas es teh manis maka total kerugian semua konsumen adalah 25 x Rp 180; = Rp. 4.500.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline