Lihat ke Halaman Asli

Ekri Pranata Ferdinand Baifeto

Timor Tengah Selatan

Sepaket Sembako dalam Kantong Ramadan

Diperbarui: 13 Mei 2020   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cashkaro.com

Ramadhan, bulan penuh berkah bagi saudara-saudara beragama Muslim. Perayaan tahunan ini dihormati sebagai salah satu dari rukun Islam dan dirayakan di seluruh dunia.

Ramadhan disambut dengan ibadah puasa. Sudah hampir sebulan umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Beberapa hari lagi ibadah puasa akan selesai dan puncaknya dirayakan dengan perayaan Lebaran.

Kendati di tengah kesulitan akibat wabah Corona, puasa Ramadhan tetap dijalankan seperti yang seharusnya. Mulai dari sahur hingga berbuka puasa tetap dilakukan dengan baik.

Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada acara mudik maupun berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman. Semua terhambat akibat pandemik Corona yang belum kunjung selesai.

Di tengah wabah ini, banyak saudara-saudara kita yang terkena dampaknya. Ada yang kehilangan pekerjaan akibat di-PHK, ada juga yang tidak dapat bekerja karena dibatasi. Dampaknya tentu sampai kepada kehidupan rumah tangga.

Bagaimana kondisi saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan di tengan Ramadhan? Tentu hal yang sulit untuk diungkapkan—terutama bagi saudara-saudara yang pendapatannya pas-pasan.

Sedikit berbagi cerita. Saya beragama Kristen. Saya juga mengajar di salah satu sekolah swasta di Bandung.

Beberapa hari yang lalu, saya dihubungi oleh pembina saya di gereja. Dia bertanya apakah saya tahu atau punya informasi tentang murid-murid saya yang mungkin terkena dampak wabah Corona dan membutuhkan bantuan.

Saya dengan segera mendata murid-murid saya yang menurut saya layak dibantu lalu saya laporkan. Ada kurang lebih 5 orang (5 keluarga). Dari kelima keluarga ini, ada beberapa yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Segera sesudah itu, saya diminta untuk mengentarkan paket sembako ke tiap-tiap keluarga. Saya pun dengan bersemangat melakukannya—hitung-hitungan, sekalian mengunjungi murid-murid saya. Hal ini saya dilakukan lebih dari sekali.

Saat berkunjung, saya mendapatkan banyak pelajaran. Walaupun sekadar mendengar cerita, keluh-kesah, harapan, maupun doa mereka. Bagi saya itu sangat bermakna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline