Lihat ke Halaman Asli

Ekri Pranata Ferdinand Baifeto

Timor Tengah Selatan

Belajar Online, Bagaimana dengan Kami di Desa dan Pedalaman, Pak Nadiem?

Diperbarui: 2 April 2020   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa belajar di rumah (dokpri)

Kuota internet, HP, laptop dan sinyal yang stabil, hal inilah yang penting bagi pelajar maupun mahasiswa saat ini. Semenjak Indonesia  dinyatakan darurat Covid-19 pada awal bulan Maret lalu, pembelajaran berbasis online pun diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan. Cara ini merupakan solusi atas libur yang tidak pasti kapan berakhirnya.

Belajar online memiliki dampak, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah para siswa belajar untuk tidak bergantung pada guru sebagai sumber belajar dan juga memanfaatkan teknologi dengan lebih positif dan bermanfaat. 

Sedangkan dampak negatifnya adalah kondisi demografi Indonesia yang tidak merata secara teknologi (internet, android atau laptop). Hal ini sangat berpengaruh bagi pemerataan pembelajaran.

Libur dan belajar online berlaku bagi seluruh siswa di Indonesia termasuk siswa di daerah pedalaman. Bagi sebagian siswa, belajar online merupakan hal yang mudah. Anak-anak yang hidup di kota dengan fasilitas yang lengkap tidak akan kesulitan menghadapi situasi seperti saat ini. 

Lalu bagaimana dengan para siswa yang hidup di desa atau pedalaman dengan fasilitas terbatas? Bagaimana proses belajar mereka di tengah situasi saat ini?

Bagi anak-anak dengan kondisi ekonomi keluarga di bawah garis kemiskinan, tuntutan belajar online sangat berat. Di daerah desa atau pedalaman, koneksi internet sangat sulit. Jika pun ada internet, masalah lain adalah tidak semua siswa memiliki fasilitas seperti handphone android atau laptop. 

Sedangkan bagi orangtua, jangankan membeli sebuah android, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Belum lagi kuota internet yang juga membutuhkan biaya tersendiri.

Semua kendala di atas juga berimbas kepada guru yang mengajar di sana. Banyak guru yang tengah dibuat pusing dengan strategi apa yang harus digunakan agar pembelajaran tetap berjalan. Pembelajaran online? Tidak mungkin, banyak kendala yang menghambat. 

Guru  mengunjungi siswa satu per satu? Social distancing dan anjuran self isolation membatasi kontak antar sesama sehingga guru maupun siswa tidak mungkin saling bertemu. 

Cara terakhir yang mungkin masih dapat dilakukan adalah pemberian tugas yang banyak. Tetapi perlu dipertimbangkan dengan segala risiko yang mungkin timbul. Ada kelebihan dan kekurangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline