Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.000 pulau. Indonesia juga kaya akan alam, suku, ras, kebudayaan dan bahasa. Selain suku, ras, bahasa, dan kebudayaan, Indonesia juga memiliki varian agama yang cukup banyak.
Ada enam agama besar di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen (Katolik), Protestan, Hindu, Buddha, dan juga Konghucu. Keenam agama ini tersebar di seluruh pelosok Nusantara dan juga diakui oleh negara.
Selain enam agama besar ini, terdapat juga banyak agama suku. Keberagaman Indonesia ini sangat terkenal bahkan diakui oleh dunia Internasional.
Dinamika negara ini pun tidak terlepas dari keberagaman bangsa yang besar ini, baik sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, zaman penjajahan kolonialisme, zaman pasca kemerdekaan, bahkan hingga saat ini. Jika dilihat dari sejarahnya, keberadaan bangsa ini sendiri dipengaruhi oleh keberagaman bahkan dasar negera ini juga dibentuk atas dasar keberagaman.
Kendati negara yang beragam ini, Indonesia termasuk negara paling toleran di dunia. Sikap toleransi ini sudah ada sejak zaman dahulu kala dan terus diajarkan turun-temurun dan menjadi budaya Bangsa Indonesia hingga saat ini.
Berbicara tentang toleransi, kita kita tidak bisa menutup mata dengan kondisi Bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Dalam beberapa waktu terakhir ini, negara kita digoncang dengan berbagai macam masalah dan konflik, salah satunya adalah sikap toleransi antar masyarakat yang mulai tidak 'sehat' dan merusak persatuan bangsa.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sikap intoleransi ini, mulai dari ketidaksepahaman ideologi, kurangnya wawasan kebangsaan, perbedaan pilihan, dan lain sebagainya.
Intoleransi semakin diperparah dengan munculnya pemahaman dan idealisme baru yang tidak sejalan dengan ideologi negara ini. Paham-paham baru tersebut membuat kondisi sosial bangsa Indonesia menjadi tidak kondusif.
Tidak hanya itu saja, paham-paham radikal yang merasa diri paling benar (bahkan lebih benar dari ideologi Negara Indonesia) justru membuat tembok pembatas yang tebal dan mengeksklusifkan diri dari keberagaman bangsa. Paham-paham radikal seperti ini justru tidak lagi menganggap Pancasila dan UUD 1945 sebagai patokan.
Intoleransi membuat Indonesia menjadi terkotak-kotak. Banyak insiden yang terjadi sebagai akibat dari sikap intoleransi seperti kerusuhan antar suku, perusakan tempat-tempat ibadah, rasisme dalam olahraga, dan lain sebagainya (masih banyak kasus-kasus yang tidak perlu disebutkan secara eksplisit).