Lihat ke Halaman Asli

Eko Wurianto

Si Tukang Ngeteh

Panasnya Seperti di Kutub Utara

Diperbarui: 16 Oktober 2023   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemanasan Global oleh Eko Wurianto/Dok. Pribadi

Di mana-mana orang pada sambat mengeluh kepanasan dan kegerahan. Tak terkecuali di kampung saya. Malam itu, Ngatimin Dingklik datang ke pos ronda hanya dengan memakai celana pendek. Kaos oblongnya disampirkan di bahu kanannya.

"Panasnya ora jamak. Panas bukan main hari-hari ini."

"He eh kok. Panas kok kaya ning kutub utara."

"Huss. Panas kok kayak di kutub utara gimana to? Di kutub utara itu lak dingin to?"

"Itu lhoo, kata Pak Bendot di Si Doel Anak Sekolahan. Katanya panasnya seperti di kutub utara. He he he he"

Professor Nalar Jembar yang malam itu ikut ronda, ikut menanggapi obrolan Ngatimin Dingklik dan Satemo Dokar.

"Kutub utara itu memang tidak panas, tapi suhunya sekarang semakin menghangat. Akibatnya es yang ada di kutub utara itu mencair."

"Lha memang apa dampaknya kalau sampai es di kutub utara mencair Prof?"

"Ya akibatnya permukaan air laut di seluruh dunia akan naik dan desa-desa yang berada di pesisir Pantai akan tenggelam. Bahkan tidak hanya pesisir saja yang tenggelam, pulau-pulau kecil juga bisa tenggelam."

"Waduh kok ngeri banget yo? Ngerii... Ngerii..."

"Bukan itu saja, mencairnya es di kutub utara itu akan membuat suhu di bumi ini akan semakin panas. Akibatnya akan menyebabkan cuaca yang ekstrem seperti kemarau berkepanjangan atau curah hujan yang tinggi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline