Lihat ke Halaman Asli

Eko Windarto

Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

Deja Vu, Pengalaman Tak Terlupakan yang Tidak Terjelaskan Secara Ilmiah

Diperbarui: 8 September 2024   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Eko Windarto

Deja vu adalah fenomena yang di babtis oleh Emile Boirac sudah dilihat dalam bahasa Perancis lebih dari seabad yang lalu membangkitkan keingintahuan ratusan ilmuwan sepanjang sejarah.

Apakah Anda pernah merasakan sensasi mengulang pengalaman yang sudah dialami meskipun sebenarnya itu benar-benar baru? Ya, itu namanya deja vu. Dj vu atau paramnesia adalah reaksi psikologis yang menyebabkan otak mentransmisikan kepada orang tersebut bahwa ia telah berada di tempat sebelumnya, atau mungkin mengenal seseorang, meskipun ia belum pernah melihatnya sebelumnya atau, bahkan, merasakan sesuatu yang tidak dirasakan di kesempatan lain.

Sensasi ini mengarahkan kita pada kebingungan karena kita mempersepsikan diri kita sebagai saksi sebelumnya dari situasi baru, namun itu tidak pernah terjadi. Meski demikian, fenomena ini terus mencuri perhatian ratusan ilmuwan sepanjang sejarah.

Dj vu terjadi antara 10 dan 30 detik (halusinasi dan ingatan palsu yang sering membingungkan berlangsung lebih lama) dan memiliki karakter yang tidak dapat diprediksi dan sekejap yang terkait dengan proses ingatan dan kesadaran manusia.

Berdasarkan data yang dikutip dari Psychology Today diketahui bahwa populasi dunia yang pernah mengalami deja vu mencapai 70%. Fenomena deja vu merupakan sebuah fenomena yang terjadi dengan sangat cepat dan dapat terjadi kapan saja.

Terkait dengan ini, maka banyak teori dilontarkan mengenai apa yang menyebabkan deja vu terjadi. Salah satu teori adalah bahwa otak memiliki beberapa jenis memori, yaitu memori langsung, jangka pendek, dan jangka panjang.

Memori langsung memungkinkan kita untuk mengingat nomor telepon dan kemudian melupakannya, sedangkan jangka pendek hanya bertahan dalam beberapa jam dalam memori dan dianggap sebagai milik masa kini. Memori jangka panjang menunjukkan peristiwa yang telah lama terjadi, bisa selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. 

Ketika terjadi kecemasan, tubuh memproduksi zat kimia tertentu yang memicu hyperthymesia atau kemampuan untuk mengingat hampir semua hal yang kita lakukan. Namun, sekali lagi, deja vu tetap menjadi misteri dan ilmuwan masih belum mengklarifikasi secara pasti apa penyebab deja vu ini terjadi.

Menurut beberapa studi, deja vu terjadi lebih sering pada orang yang memperhatikan detail situasi, orang yang lelah dan tertekan, serta orang yang sensitif emosional. Dj vu juga cenderung lebih sering terjadi pada orang yang memiliki imajinasi yang kuat. Selain itu, mereka yang sering melakukan perjalanan atau pemikiran kreatif juga lebih banyak mengalami deja vu.

Namun soal perbedaan jenis kelamin, masih dipertanyakan. Ada hasil penelitian mengatakan bahwa laki-laki cenderung lebih banyak mengalami deja vu dibandingkan perempuan sedangkan beberapa hasil penelitian lain tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua gender.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline