Oleh Eko Windarto
I. Sejarah Tari Pendet
Tari Pendet adalah tari tradisional Bali yang berasal dari desa Sanggar, Kabupaten Badung. Tarian ini awalnya diciptakan sebagai tarian penyambutan bagi para dewa yang turun dari surga ke bumi. Pendet berasal dari kata "ped" yang berarti /menabur/, yang merepresentasikan persembahan bunga yang dianggap sebagai ekspresi warga Bali dalam mengagungkan kebesaran Sang Hyang Widhi Wasa.
II. Gerakan Tari Pendet
Tari Pendet menyajikan gerakan-gerakan yang sangat khas dengan nuansa slow dan lemah gemulai, serta dipadu dengan musik tradisional Bali yang lembut dan sarat dengan nuansa religi. Gerakan utama dalam tari ini adalah gerakan menabur bunga yang biasanya dilakukan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan kostum adat Bali.
Mereka menaburkan bunga secara perlahan-lahan dan merata di atas panggung dengan menggunakan bakul yang diikatkan di kepala. Selain menabur bunga, gerakan lainnya termasuk menghentakkan kaki dan juga mengangkat tangannya keatas sebagai wujud penghormatan terhadap para dewa. Tari Pendet biasanya dilakukan dengan 5-7 orang penari dalam satu kelompok.
III. Kostum dan Properti
Tari Pendet Kostum dan properti dalam tarian Pendet sangat memperhatikan bentuk dan warna yang khas. Penari biasanya mengenakan kain sarung Bali yang panjang dengan motif ornamen bunga. Sementara itu, baju yang dikenakan bervariasi, tergantung dari kreasi setiap daerah. Ada yang memadukan kain dan tali pemindah a, atau menggunakan kain slender yang dipadukan dengan dengan kopiah, gelung, atau sanggul.
Penari juga memakai ibing yang merupakan sudut kepala berupa anyaman dari rambut atau lidi. Ibing sengaja dibentuk menyerupai sanggah kemulan atau pendapa (bangunan tempat upacara adat dilakukan) di Bali. Penampilan penari Pendet di atas panggung semakin cantik dengan hiasan kecil di bagian panggung. Kostum dan properti yang khas ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.
IV. Melestarikan Tari Pendet
Seiring dengan perkembangan zaman, tari Pendet mengalami perubahan. Mulai dari kostum, properti, hingga gerakan tariannya pun mengalami penyederhanaan. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan tarian ini agar tidak punah dan menjadi identitas budaya yang terus hidup. Pemerintah Bali dan masyarakat Bali harus bekerja sama dalam mensosialisasikan pentingnya melestarikan Tari Pendet. Upaya melestarikan tarian ini bisa dilakukan dengan memasukkan Pendet ke dalam kurikulum sekolah dan membuka kursus Tari Pendet di setiap desa.