Lihat ke Halaman Asli

Eko Windarto

Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

Jiwa Meronta dalam Kebijakan Kata

Diperbarui: 14 Juli 2024   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar dokpri 

Oleh: Eko Windarto 

kepedihan mengisi waktu demi waktu
pada ruang tunggu luka tak jemu
mencari rindu dalam tiap detak kalbu

ataukah kepedihan-kepedihan ini
saling menikam berebut harta, kekuasaan, dan paham ideologi
memenjarakanku dalam kebodohan hakiki

suara parau tak bernyali
meratapi kisah kepedihan hidup ini
dalam keterasingan yang tak kunjung usai

setiap kutulis kata-kata mesramu
rasa selalu mengalir ke muara nada lagu
setelah itu, alam yang bicara padaku

ah.... syair-syair mu begitu indah mempesona
menggoda kalbu memasuki cahaya
menggemakan cinta tak terkira

betapa syahdunya suara rahmatmu
menenggelamkan diriku yang melahirkan lagu-lagu baru
hingga kerinduan mengendap dan menyerap nubuat-nubuat semestamu

di atas kuning padi, sastra Rumi menari
ditimpali rebana Al Ghozali
daun-daun menyanyi hikmat di mataku yang sunyi
hingga hati tergenang di ladang Alif yang sepi

alif awalnya
rahasia
jiwa raga
pengetahuan di dalamnya
pesan titiknya
menifestasi absolutnya
cahaya
alam semesta
bagi mereka

di dalam taman kata-kata
udara menjadi bahasa bernyawa
daun-daun pun memiliki makna
dan akar melambangkan asalnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline