Oleh: Eko Windarto
Beberapa hari ini otakku mengalami kumat. Apalagi melihat puisi Indra Intisa, dan membacanya sampai tuntas, saya tergelitik untuk mengomentari. Puisinya, mengingatkan saya pada waktu kecil bermain layang-layang. Mesti panas membakar layanganku harus mengudara, dan menang dalam sambitan ( beradu ). Dari kenangan itulah puisi Indra Intisa mengajak saya merenangi metafora-metafora puisinya. Coba kita tampilkan puisi lumayan keren ini.
LAYANG-LAYANG DAN WAJAH
Oleh: Indra Intisa
di langit, dua wajah terbentang
hanya ada awan samar-samar
di tembus kilauan sinar.
senyum saling berebut
di antara layang-layang saling kejar
saling tikung saling naik
"siapa paling kuat paling hebat?"