Lihat ke Halaman Asli

Eko Windarto

Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

Hidup adalah Puisi, Puisi adalah Doa

Diperbarui: 24 Juni 2024   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dokpri 

Oleh: Eko Windarto 

Hidup adalah seperti puisi, setiap barisnya memiliki makna yang tersirat. Begitu pula dengan puisi, setiap baitnya mengandung doa yang terpancar dari setiap kata yang terucap. Puisi dan hidup memiliki hubungan yang erat, di mana keduanya menunjukkan sisi kehidupan yang indah dan penuh arti. Namun, apakah benar hidup adalah puisi dan puisi itu sebuah doa?

Tentu saja! Hidup bisa diibaratkan seperti sebuah puisi yang terdiri dari berbagai bait. Seperti dalam puisi, kehidupan juga mengandung banyak unsur yang harus direnungkan agar bisa memaknai makna setiap baitnya. Puisi secara umum diketahui sebagai rangkaian kata indah yang diciptakan berdasarkan inspirasi seseorang, dan begitu pula dengan hidup, setiap orang memiliki alur dan kisah hidup yang unik yang masing-masing memiliki perjalanan yang berbeda.

Hal-hal kecil dalam kehidupan yang sering disebut sebagai "kata-kata kecil" adalah apa yang menciptakan keindahan dalam puisi. Demikian juga dalam kehidupan, kecil-kecilnya momen yang kita alami setiap hari, seperti senyum seorang anak, canda tawa bersama teman atau ketenangan saat menikmati secangkir kopi, adalah faktor keindahan dari hidup itu sendiri.

Ketika seorang penyair menulis puisi, kata-kata yang diucapkan bukan hanya sekedar rangkaian huruf yang bersifat dekoratif, namun merujuk pada perasaan dalam hati yang ingin disampaikan. Begitu juga dengan hidup, setiap perbuatan dan kata-kata yang terucap memiliki makna yang lebih dalam yang terkadang hanya bisa dirasakan secara personal oleh si pemilik kehidupan itu sendiri.

Namun, apakah puisi cukup hanya sebagai rangkaian kata yang indah? Tentu tidak. Puisi pada hakikatnya juga merupakan sebuah doa yang diwujudkan dalam bentuk kata-kata. Ketika membuat puisi, seorang penyair seringkali menggambarkan kegelisahan, kegundahan hingga kebahagiaan dalam setiap baitnya. Dalam hal ini, puisi dapat dianggap sebagai sebuah bentuk doa karena dapat menjadi sarana bagi seseorang untuk merendahkan hati dan berbicara serta meminta kepada Yang Maha Kuasa.

Kita bisa belajar dari pemahaman tentang puisi dan doa ini. Kehidupan bisa diartikan sebagai sebuah pemahaman dari bait-bait seorang penyair. Wujud doa dalam kehidupan juga dapat dicontohkan dalam kehidupan, di mana setiap kegiatan dan keputusan yang diambil bisa dijadikan doa. Sebagai contoh, ketika seorang remaja bertanya-tanya tentang mimpi dan masa depannya, dia sebenarnya sedang berdoa dalam bentuk pertanyaan.

Selanjutnya, untuk lebih menggali tentang maksud akan puisi sebagai doa yang terpancar dari arti setiap katanya, kita perlu memperluas pemahaman kita tentang keindahan dan makna kehidupan.

Dan sekarang mari kita melanjutkan dengan membahas lebih lanjut tentang bagaimana memperhalus kehidupan seperti terjemahan satu persatu dalam puisi, dan bagaimana doa bisa diformulasikan dalam tindakan dan interaksi kita sehari-hari.

Setiap puisi memiliki gaya bahasa yang unik dan menjadi ciri khas dari si penyusun. Begitu pula dengan kehidupan, setiap individu memiliki gaya hidup yang berbeda yang mencerminkan kepribadian dan karakternya. Meskipun demikian, kesamaan yang bisa ditemukan adalah adanya keindahan dan kekuatan dalam setiap pergantian hayatinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline