Oleh: Eko Windarto
Semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, memunculkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan tersebut tidak hanya terjadi dalam bidang teknologi dan informasi, tetapi juga mencakup perubahan perilaku, sosial, dan budaya. Salah satu perubahan yang menjadi bagian penting di Indonesia adalah kebiasaan halal bihalal.
Kegiatan halal bihalal biasanya dilakukan setelah hari raya Idul Fitri, sebagai bentuk silaturahmi antar kerabat dan teman-teman. Tradisi ini dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dengan cara yang bervariasi. Menariknya, kebiasaan halal bihalal memiliki paradigma tersendiri yang dikenal dengan "paradigma halal bihalal adalah biar ingat Loman".
Nama Loman (Dermawan) yang menjadi filosofi paradigma halal bihalal memang tidak diketahui secara pasti siapa atau apa itu Loman. Namun, konsep "biar ingat Loman" tetap menjadi hal yang penting dalam kegiatan halal bihalal. Dalam konteks ini, Loman melambangkan silaturahmi, kebersamaan, tolong-menolong, kebaikan, dan keberkahan.
Dalam kegiatan halal bihalal, umumnya dilakukan di rumah atau gedung dengan memberikan hidangan makanan khas lebaran seperti ketupat, opor ayam, rendang, dan kue-kue lainnya. Para tamu diundang untuk berkumpul bersama dalam suasana yang penuh keakraban dan kebersamaan. Ada juga kegiatan lain yang dilakukan seperti diskusi, ceramah, atau games yang dapat mempererat hubungan antar jamaah.
Namun, dalam pandangan paradigma halal bihalal, kegiatan halal bihalal tidaklah hanya sekadar berkumpul, makan, dan bersenang-senang bersama. Lebih dari itu, kegiatan ini adalah simbol dari rasa syukur atas berkah dari Allah SWT yang sudah diberikan kepada mereka. Selain itu, pesan untuk saling memaafkan, tolong-menolong, dan bekerja sama dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan juga terkandung dalam konsep halal bihalal.
Di era modern ini, halal bihalal dapat menjadi ajang mengenalkan dan mempromosikan produk atau layanan dari suatu perusahaan atau instansi. Dalam hal ini, kegiatan halal bihalal dapat berfungsi sebagai ajang promosi, branding, dan relationship building. Di sisi lain, kegiatan ini juga menjadi upaya dalam memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga atau rekan kerja.
Dalam konteks yang lebih luas, paradigma halal bihalal juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita disarankan untuk selalu membawa nilai kebaikan, keberkahan, dan kebersamaan dalam interaksi sosial kita dengan orang lain. Dengan mempraktikkan paradigma halal bihalal, kita dapat mempererat hubungan dengan sesama, menjaga hubungan baik dengan orang lain, serta menghindari konflik.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai paradigma halal bihalal yang disimbolkan oleh "biar ingat Loman". Kegiatan ini bukanlah sekadar tradisi atau jenis kegiatan pertemuan sosial, tetapi juga memiliki nilai yang sangat penting dalam meningkatkan tali silaturahmi, mempererat hubungan kekeluargaan, dan menjaga kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Sebagai masyarakat yang berbudaya, para generasi muda diharapkan dapat terus mempertahankan dan melestarikan kebiasaan halal bihalal ini sebagai simbol kesatuan, kesolidan, dan keberagaman yang ada di Indonesia.
Mempraktikkan Paradigma Halal Bihalal dalam Kehidupan Sehari-hari
Saling Bermaafan