Lihat ke Halaman Asli

Eko Windarto

Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

Dampak Menguatnya Nilai Tukar Dolar Terhadap Rupiah Harus di Perhitungkan

Diperbarui: 20 April 2024   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Oleh: Eko Windarto

Dalam hal dampak kekuatan dolar terhadap perdagangan dan investasi di Indonesia di tengah konflik Israel vs Iran, hal ini akan sangat tergantung pada faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai tukar dolar, seperti kondisi ekonomi global dan kebijakan perpajakan dan perdagangan Amerika Serikat.

Pada dasarnya, konflik geopolitik seperti konflik Israel vs Iran dapat memengaruhi pasar keuangan global, termasuk nilai tukar dolar Amerika. Jika konflik ini mengakibatkan peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global, maka akan terjadi aliran dana masuk ke dalam aset-aset safe haven, seperti misalnya dolar Amerika dan yen Jepang. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan nilai tukar dolar Amerika, yang kemudian akan berdampak pada aktivitas perdagangan dan investasi di Indonesia.

Namun, walaupun dampak konflik Israel vs Iran terhadap nilai tukar dolar Amerika cukup signifikan, penting untuk diingat bahwa terdapat faktor-faktor lainnya yang memengaruhi nilai tukar mata uang, seperti suku bunga, inflasi, ketidakpastian ekonomi global, dan kebijakan fiskal dan moneter di dalam negeri. Dalam hal ini, kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah dan aktivitas perdagangan dan investasi di Indonesia.

Oleh karena itu, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian geopolitik dan pasar keuangan global, penting bagi Indonesia untuk memperkuat faktor-faktor ekonomi internal yang mempengaruhi nilai tukar rupiah, melalui kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dan program reformasi struktural yang diperlukan.

Dalam hal investasi, konflik seperti konflik Israel vs Iran cenderung meningkatkan risiko dan ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga investor mungkin akan menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan investasi. Namun, dengan memiliki ekonomi yang kuat dan stabilitas keuangan yang baik, serta melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi, Indonesia dapat terus menjadi tempat yang menarik bagi investor dalam jangka panjang.

Bagaimana Indonesia dapat memperkuat faktor-faktor ekonomi internal?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk memperkuat faktor-faktor ekonomi internal yang mempengaruhi nilai tukar rupiah:

Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan: Pemerintah dapat melakukan investasi infrastruktur yang besar-besaran untuk menarik investor asing dan menggerakkan ekonomi Indonesia. Selain itu, pengembangan sektor manufaktur, khususnya yang berbasis teknologi dan ramah lingkungan juga dapat meningkatkan daya saing dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Meningkatkan produktivitas dan inovasi: Indonesia perlu menciptakan iklim yang kondusif bagi inovasi dan produktivitas tinggi untuk meningkatkan daya saing dan menarik investor asing. Kebijakan pendidikan dan pelatihan, serta peningkatan efisiensi dan produktivitas di sektor formal dan informal, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja Indonesia.

Meningkatkan kemandirian pangan: Indonesia perlu meningkatkan produksi pangan dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor, yang pada akhirnya dapat memperkuat ekonomi dalam negeri dan memperkuat nilai tukar rupiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline