Lihat ke Halaman Asli

Eko To

Penulis

Kisah Cinta dan Seni Chiara-Aiden

Diperbarui: 24 Desember 2024   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kisah Cinta dan Seni Chiara dan Aiden

Di aliran sungai yang tenang mengalir lembut

Terhampar pepohonan akan berdaun hijau menghijaukan 

Puisi tak selalu abadi, terkadang hanya debu, namun lihatlah, di sini tercipta keindahan dari angka-angka.

Di antara awan yang bergerak tak menentu, mengalun melodi yang menenangkan hati yang resah, mereka adalah Chiara dan Aiden, yang tak henti berjatuhan dalam cinta dan seni yang membangkitkan jiwa yang rapuh.

Chiara, dengan mata yang berbinar-binar di bawah rembulan, mencari ketenangan dalam kata-kata yang ia rangkai indah.

Sementara Aiden, dengan biola yang menari dengan riang di tangan, mencari kebenaran dalam nada yang mengalun nanar.

Mereka bertemu di malam yang sunyi, di sisi sungai yang mati, Chiara menghadirkan puisi-puisi indahnya tanpa ragu. 

Sementara Aiden, dengan melodi yang menyentuh hati, mengisi ruang kosong di antara kata-kata puitis yang menjelma ragu.

Hingga suatu malam datanglah kabar yang mengagetkan, desa mereka diserang oleh pasukan yang ganas dan jahat. 

Chiara terluka, Aiden terperangkap di reruntuhan yang hantakan, namun cinta dan seni mereka, tak terhancurkan oleh angin kencang yang mengancam datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline