Full day school merupakan sebuah sistem pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga dengan tujuan untuk membangun karakter siswa agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sekolah secara intensif. Full day school tersebut adalah program sekolah di mana proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan adanya sistem pembelajaran full day school, diharapkan para siswa menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah.
Full day school adalah suatu proses pembelajaran yang dilaksanakan sehari penuh yang menerapkan dasar integrated curriculum dan integrated activity yang berarti hampir seluruh aktivitas anak berada di sekolah, mulai dari belajar, makan, bermain, dan ibadah di kemas dalam dunia pendidikan. Full day school merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan, dan program ini untuk menyiasati minimnya pengawasan orang tua terhadap anak di luar jam sekolah formal.
Full day school awalnya hanya 5 sampai 6 jam saja dalam belajar, namun saat ini sudah berubah menjadi 8 sampai 9 jam perhari. Sekolah full day school merupakan salah satu rasa keprihatinan atas sistem persekolahan yang konvesional yang di pandang memiliki banyak kelemahan karena sistem persekolahan lebih intellectual oriented, sementara nihil dari segi afektif dan psikomotorik. Hal itu terjadi karena sangat terbatasnya jumlah waktu yang diberikan oleh sekolah dan interaksinya yang serba formal mekanistik. Sistem full day school sudah menjadi program yang bervariatif. Istilah yang digunakan pun bermacam-macam yaitu full day school, boarding school, dan program ma'had (pesantren).
Sesungguhnya program full day school bukan merupakan sesuatu yang baru, sistem ini sudah lama diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam bentuknya yang sangat sederhana. Dengan inovasi yang baru, sejumlah sekolah mulai merintis full day school yang dalam hal-hal tertentu sangat mirip dengan sistem pesantren dengan sejumlah modifikasi dan variasi. Dengan demikian konsep full day school saat ini merupakan modernisasi, bahkan sistematisasi atau modifikasi dari tradisi pesantren.
Tujuan dari sistem full day school adalah untuk meningkatkan kemampuan anak, baik dari segi kognitif, psikomotorik, maupun afektif menjadi lebih baik karena adanya pendalaman materi dengan waktu yang lebih panjang. Sistem ini sudah banyak diterapkan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Inggris. Sistem pendidikan ini menjadi suatu kebutuhan karena semakin berkembangnya kondisi sosial masyarakat. Seperti kita sadari, pada saat ini banyak orang tua yang keduanya berkarir sampai sore hari. Sehingga mereka membutuhkan wadah untuk mendidik anaknya dengan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah reguler.
Selain itu, full day school bertujuan untuk pembenahan moral dan karakter anak. Sistem full day school diharapkan agar siswa dapat mengurangi pergaulan bebas di luar sekolah. Jika siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, maka interaksi dengan lingkungan luar menjadi lebih sedikit. Hal ini akan menjauhkan siswa dari pergaulan bebas seperti narkoba, tawuran pelajar, seks bebas, dan lain sebagainya. Karena di full day school anak lebih terkontrol oleh gurunya, berbeda jika anak sudah di rumah dan berinteraksi dengan lingkungan luar tanpa pengawasan orang tua.
Karakter dalam bahasa Yunani character yang berasal dari diksi "charassein" yang berarti memahat atau mengukir, seperti orang yang melukis batu potong kertas. Berakar pada pemahaman seperti itu, karakter kemudian dimaknai sebagai tanda atau ciri khusus, dan dengan demikian muncul pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku individu, keadaan moral seseorang. Sedangkan dalam bahasa latin karakter berarti tanda-tanda pembeda.
Karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang diwujudkan dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan cara budaya serta adat istiadat. Menumbuhkan karakter tidak bisa begitu saja mentransfer pengetahuan atau melatih keterampilan tertentu. Penanaman pendidikan karakter perlu proses, keteladanan dan pembiasaan atau penanaman di lingkungan peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada tercapainya pembentukan karakter atau akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan ilmunya, menggali dan menginternalisasi serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Karakter pada hakikatnya ingin membentuk individu menjadi pribadi yang bermoral yang dapat menghayati kebebasan dan tanggung jawabnya, dalam hubungannya dengan orang lain dan dunianya dalam masyarakat pendidikan.
Sistem full day school mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter, karena di dalam full day school, siswa diajarkan pendidikan dan kebermasyarakatan. Selain itu, sistem full day school adalah sekolah yang dicari oleh beberapa orang tua, terutama orang tua yang bekerja, karena waktu belajarnya yang lama, serta kurikulum yang dirancangnya yang menarik dan juga memberikan kebermanfaatan bagi siswa.