Lihat ke Halaman Asli

Eko S Nurcahyadi

Penulis, Pegiat Literasi, aktivis GP Ansor

#JanganMudikDulu demi Keselamatan Diri dan Keluargamu!

Diperbarui: 21 Mei 2020   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber paragram.id

Indahnya Ramadan ketika dengan sepenuh hati dan perasaan menjalankan ibadah puasa. Totalitas dalam ta'abud (beribadah) menghasilkan jiwa tawakal dan insan yang takwa kepada Allah SWT. Suatu keindahan ruhaniyah yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengalaminya.

Keindahan itu makin lengkap dengan datangnya hari Idul Fitri yang merupakan hari dimulainya aktualisasi sosial jiwa bersih paska Ramadan. Aksi pertama adalah silaturahmi dan sungkem kepada orang tua, tetangga dan saudara. Tujuannya untuk melebur dosa dan kekhilafan yang terjadi dalam hubungan antar sesama.

Ekspresi kebahagiaan mendalam kasat mata dari senyum lebar dan pancaran wajah-wajah penuh ketulusan. Gelombang jiwa yang seirama menghendaki saling berjumpa hanya untuk berbagi asa.

Kerabat yang dekat ingin selalu bergandeng dan berjabat tangan. Keluarga yang jauh ingin pulang ke kampung halaman ingin menuntaskan kerinduan terpendam.

Jika Keadaan Abnormal

Sumber puspensos.kemsos.go.id

Gambaran keindahan Idul Fitri diatas adalah potret kebahagiaan khas umum terjadi jika keadaan normal. Namun berhubung darurat memaksa untuk menundanya maka masyarakat perlu menyesuaikan pada keadaan. Dengan maksud menghindari mudharat yang jauh lebih besar: keselamatan jiwa.

Mewabahnya virus Corona sejak beberapa bulan lalu di negeri kita memaksa semua warga untuk cepat beradaptasi menyiasati keadaan. Penyesuaian yang diperlukan adalah membangun kebiasaan baru yang lebih save terhadap ganasnya penularan virus tersebut.

Banyak ragam kebiasaan baru yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula kebiasaan lama yang wajib dihapus dari pola hidup sehari-hari. Mengenakan masker, rajin cuci tangan dengan hand sanitizer, menjaga jarak personal, menghindari kerumunan orang, mengurangi perjumpaan dengan orang tua,  tidak mengusap wajah dan puluhan kebiasaan lain yang tak boleh lepas dari kewaspadaan.

Pembatasan pergerakan orang mutlak diperlukan guna menghentikan perluasan area pandemi. Pembatasan itu hampir diterapkan oleh semua pemerintah daerah yang dimulai dari pemerintah ibukota Jakarta.

Dengan pemberlakuan aturan itu warga masyarakat tak leluasa lagi untuk bepergian jauh termasuk tradisi mudik lebaran. Namun segenap warga masyarakat perlu menyadari demi kepentingan yang jauh lebih besar.

Sumber: polresta Denpasar via liputan6.com

Meluasnya pandemi Covid19 ke segala penjuru akibat dari pergerakan bebas masyarakat di musim mudik sungguh membahayakan. Bencana nasional tak terkendali akan menjerumuskan warga pada penderitaan tak terperi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline